Berhasil Pertahankan Suhu Hingga 120 Juta Derajat Celsius, China Selangkah Lagi Lahirkan Matahari Buatan

- 30 Mei 2021, 12:35 WIB
China sudah selangkah lebih dekat untuk mengembangkan 'Matahari buatan' mereka sebagai sumber energi terbaru.
China sudah selangkah lebih dekat untuk mengembangkan 'Matahari buatan' mereka sebagai sumber energi terbaru. /Visual China Group

PR BEKASI – Diam-diam, China sudah selangkah lebih dekat untuk mengembangkan “Matahari buatan” mereka sebagai sumber energi terbaru.
 
Hal tersebut diketahui setelah China berhasil mempertahankan suhu reaktor nuklir eksperimental buatan mereka di suhu 120 juta derajat Celsius selama 101 detik.
 
Hal tersebut dianggap oleh banyak orang dapat mewakili tahap lain untuk menciptakan energi fusi atom.

Baca Juga: Pantau Pantai Maluku Soal Penemuan Emas, Wabup Maluku Berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi

Mereka menganggap Matahari buatan tersebut sebagai sebuah cawan suci energi bersih karena bahan yang dibutuhkannya melimpah.
 
Terobosan ini diumumkan oleh Gong Xianzu, yang bertanggung jawab atas eksperimen di Institut Fisika Plasma Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP).
 
Eksperimen itu sendiri dilakukan di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui China yang terletak di wilayah timur negara itu.
 
Direktur ASIPP Song Yuntao mengatakan pencapaian tersebut merupakan yang tertinggi bagi China dalam ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Populasinya Padat, China Jadi Penghasil Gunung Sampah Plastik Terbesar di Dunia

“Ini pencapaian besar dalam bidang fisika dan teknik China. Keberhasilan eksperimen tersebut meletakkan dasar bagi China untuk membangun stasiun energi fusi nuklirnya sendiri,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Star.
 
Meskipun pencapaian luar biasa hingga 120 juta derajat celsius, Matahari buatan tersebut juga sempat mencapai suhu 160 juta derajat, meskipun ini hanya bertahan selama 20 detik.
 
Jika energi tersebut akan layak digunakan sebagai sumber daya yang andal, energi tersebut perlu dipertahankan untuk jangka waktu yang lebih lama.
 
Reaktor nuklir tersebut saat ini menggunakan fisi, yang berarti atom dibelah dan melepaskan energi yang digunakan untuk menggerakkan generator.

Baca Juga: Badai Pasir Terburuk dalam Satu Dekade, Ubah Langit Beijing jadi Kuning dan Ciptakan Ilusi ‘Matahari Biru’

Namun dalam fusi, dua inti yang lebih ringan bergabung bersama untuk menghasilkan atom yang lebih berat dan melepaskan energi dalam jumlah besar saat melakukannya.
 
Faktanya, reaksi fusi tersebut berpotensi dapat melepaskan energi empat kali lebih banyak daripada fisi.
 
Fusi tidak menghasilkan emisi CO2 atau limbah radioaktif berumur panjang yang dihasilkan fisi. Reaktor fusi juga jauh lebih sulit meleleh, tidak seperti fisi.
 
Semua faktor ini digabungkan untuk menjadikannya bentuk yang jauh lebih aman dalam menghasilkan energi baik dalam proses maupun dampak lingkungannya.

Baca Juga: Badai Matahari Kuat Hantam Bumi Hari Ini, Jaringan Satelit dan Komunikasi Diprediksi Terganggu 

Jika berhasil dikembangkan dan berhasil dimasukkan ke dalam jaringan listrik, fusi dapat memberikan solusi bagi ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil untuk energi.
 
Bukan tanpa rintangan, nampaknya Matahari buatan tersebut juga mempunyai potensi bahaya besar yang dapat membahayakan umat manusia.
 
Diketahui, sampai saat ini belum ada satupun jenis material buatan manusia dapat bertahan menghadapi suhu ekstrem hingga 1 juta derajat Celsius.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x