Tega! Kim Jong Un Paksa Anak-anak Yatim Piatu Jadi 'Sukarelawan' Tambang Batu Bara di Korea Utara

- 31 Mei 2021, 09:26 WIB
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan telah secara paksa mendaftarkan anak-anak berusia 16 atau bahkan lebih muda ke dalam kamp kerja paksa militer untuk menjadi sukarelawan di tambang batu bara.
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan telah secara paksa mendaftarkan anak-anak berusia 16 atau bahkan lebih muda ke dalam kamp kerja paksa militer untuk menjadi sukarelawan di tambang batu bara. /REUTERS

PR BEKASI – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan telah secara paksa mendaftarkan anak-anak berusia 16 atau bahkan lebih muda ke dalam kamp kerja paksa militer untuk menjadi sukarelawan.

Mirisnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat melaporkan bahwa anak-anak usia remaja tersebut merupakan anak yatim piatu.

Mereka diketahui dipaksa untuk melakukan kerja paksa selama sepuluh tahun dengan jam kerja yang panjang dan kerja yang berat.

Baca Juga: Dianggap Budaya Kapitalis, Kim Jong Un Larang Warga Korut Gunakan Skinny Jeans

Akibatnya, para remaja tersebut menderita banyak cedera dan berbagai penyakit fisik maupun psikologis.

“Siswa menderita cedera fisik dan psikologis, kekurangan gizi, kelelahan, dan gangguan pertumbuhan akibat kerja paksa yang diwajibkan,” kata laporan itu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Star pada Senin, 31 Mei 2021.

Namun, menurut klaim dari kantor berita pemerintah Korea Utara KCNA, lulusan sekolah yatim piatu telah "secara sukarela bekerja di bidang yang sulit" seperti lokasi konstruksi dan tambang batu bara.

Baca Juga: Impor Peralatan Medis Murah dari China, Kim Jong Un Eksekusi Mati Pejabat Tinggi Korut

“Lusinan anak yatim piatu bergegas menuju tambang batu bara untuk memenuhi sumpah mereka membalas sepersejuta cinta yang telah ditunjukkan oleh partai komunis yang selama bertahun-tahun mendidik mereka,” katanya.

Menurutnya, mereka secara sukarela bekerja di tempat-tempat kerja besar untuk konstruksi sosialis atas keinginan mereka untuk memuliakan masa muda mereka dalam perjuangan untuk kemakmuran Korea Utara.

“Anak-anak dengan kebijaksanaan dan keberanian di masa muda mereka, semuanya bangkit dengan antusiasme yang tinggi untuk menjadi sukarelawan untuk melayani negara,” katanya.

Baca Juga: Nekat Kabur dan Bongkar Kebejatan Korea Utara, Wanita Ini Mengaku Jadi Sasaran Pembunuhan Rezim Kim Jong Un

Sampai artikel ini dibuat, Pyongyang menghindar untuk mengkonfirmasi laporan tentang anak-anak yang sangat muda dipaksa melakukan pekerjaan berbahaya.

Dalam siaran berita resmi, anak-anak tersebut juga dikabarkan telah mempertaruhkan hidup mereka untuk memerangi kebakaran hutan untuk mengorbankan hidup mereka secara terhormat.

Kim Jong Un mengakui dalam sebuah surat kepada para pemimpin serikat pekerja bahwa negara itu telah menghadapi kesulitan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Kim Jong Un Eksekusi Mati Menteri Pendidikan Korea Utara karena Gagal Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh

Tetapi, dirinya mengatakan kekuatan dan prestise nasional Korea Utara telah ditingkatkan oleh kesetiaan yang memuliakan dan perjuangan heroik para pekerja.

Pada 2017, Komite Hak Anak PBB mengatakan bahwa mereka sangat prihatin kepada anak-anak Korea Utara yang diminta untuk menjadi sukarelawan dalam waktu yang lama.

“Ini mengganggu hak-hak mereka dalam faktor pendidikan, kesehatan, istirahat, dan waktu luang,” katanya.

Sementara itu, undang-undang kejahatan pikiran yang baru diberlakukan telah mengklaim korban pertamanya setelah seorang pria dieksekusi karena menjual DVD bajakan, sementara seluruh keluarganya dikirim ke kamp kerja paksa.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x