Nekat Kabur dan Bongkar Kebejatan Korea Utara, Wanita Ini Mengaku Jadi Sasaran Pembunuhan Rezim Kim Jong Un

- 22 April 2021, 08:00 WIB
Pembelot Korea Utara, Yeonmi Park (27) mengaku saat ini telah masuk dalam daftar sasaran pembunuhan rezim Kim Jong Un.
Pembelot Korea Utara, Yeonmi Park (27) mengaku saat ini telah masuk dalam daftar sasaran pembunuhan rezim Kim Jong Un. /Instagram/@yeonmi_park

PR BEKASI – Seorang pembelot Korea Utara bertekad untuk berbicara tentang pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Korea Utara.

Kendati hal tersebut membuatnya masuk dalam daftar sasaran pembunuhan rezim Kim Jong Un.

Diketahui, wanita bernama Yeonmi Park (27) tersebut melarikan diri dari Korea Utara pada 2007 lalu.

Baca Juga: Ungkap Perjalanan Panjangnya Membela Perusahaan Prabowo, Hotman Paris: Dia Sudah Konglomerat Sejak Muda

Dia memutuskan meninggalkan kampung halamannya setelah sang ayah ditangkap dan dimasukan ke dalam kamp konsentrasi Korea Utara.

“Saya memutuskan pergi setelah mereka menangkap ayah saya ditangkap oleh rezim Korea Utara, saya menggunakan jasa pedagang manusia untuk bias ke luar negeri,” katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Daily Star.

Setelah berhasil kabur dari Korea Utara, dia saat ini dikabarkan hidup mewah di Chicago, Amerika Serikat, dan menjadi seorang aktivis HAM.

Baca Juga: Nama KH Hasyim Asy'ari Hilang di Kamus Sejarah, Anhar Gonggong: Aneh, Masa Orang Sehebat Itu Tidak Masuk?

Meski telah meninggalkan Korea Utara, namun Yeonmi Park masih merasa bahwa rezim Kim Jong Un terus memberikan ancaman kepada dirinya.

Oleh karena itu, dia selalu menyewa pengawal pribadi untuk melindungi dirinya di berbagai acara.

Yeonmi Park mengakui bahwa saat ini dia telah masuk ke dalam daftar sasarn pembunuhan oleh Kim Jong Un.

Baca Juga: Viral Video Kru TV Terpaksa Jadi Tuyul Bikin Warganet Haru, Ternyata Begini Wajah Aslinya

“Saya telah menjadi target daftar Kim Jong-un selama bertahun-tahun dan saya khawatir mereka akan mencoba dan membunuh saya,” katanya.

Selain itu, dia mengaku selama ini selalu dibuntuti dan mendapat ancaman dari orang yang tidak dikenal.

"Saya diretas. Saya mendapat ancaman sepanjang waktu. Hidup saya sudah tak tenang," katanya.

Baca Juga: Bobby Nasution Ogah Minta Maaf Terkait Insiden Pengusiran Wartawan, Yan Harahap: Mumpung Mertua Lagi Berkuasa

Diketahui, akibat keputusannya meninggalkan Korea Utara, banyak kerabat dari Yeonmi Park yang telah dihukum oleh negara “tirai besi” tersebut.

Bahkan, Yeonmi Park tidak mengetahui apakah kerabatnya ada yang masih hidup atau sudah meninggal semua.

“Banyak kerabat saya yang telah dihukum karena saya kabur dari negara. Saya tak tahu berapa banyak dari mereka yang masih hidup,” katanya.

Baca Juga: China dan Timur Tengah Dominasi Kasus Eksekusi Mati Global Selama 2020

Namun, dia tidak bisa terus hidup dalam masyarakat yang brutal di mana dia melihat orang-orang terbaring mati di jalanan dan bahkan dipaksa untuk menghadiri eksekusi sehingga memilih untuk menjadi pembelot.

“Mereka meminta anak-anak untuk melakukan eksekusi publik dan mereka akan membuat kami duduk di depan karena kami lebih pendek dari orang dewasa,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa dia telah dicuci otak sejak usia dini untuk menganggap pemerintah Korea Utara sebagai Tuhan.

Baca Juga: Akhirnya! Kapal Selam TNI Nanggala-402 Ditemukan Usai Hilang 21 Jam, Henry Subiakto Doakan Keselamatan Crew

Bahkan, Yeonmi Park sempat percaya bahwa mendiang Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) dapat membaca pikirannya.

“Korea Utara adalah sebuah agama. Kami diberitahu bahwa Kim adalah tuhan dan dia tahu apa yang Anda pikirkan dan berapa banyak rambut di kepala Anda,” katanya.

Yeonmi Park mengklaim mayoritas wilayah di Korea Utara tidak memiliki jaringan listrik atau akses internet yang konsisten dan sama sekali tidak mengetahui sebagian besar dunia di luar perbatasan Korea Utara.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x