Baca Juga: Benjamin Netanyahu Meradang PBB Akan Selidiki Serangan Israel ke Gaza: Ini Contoh Obsesi Anti Israel
Sementara itu, Mustafa Barghouti, seorang politikus veteran Palestina mengaku khawatir dengan perdamaian di negaranya jika Naftali Bennet berkuasa.
"Pemerintahan dengan Bennett sebagai pusatnya mengkhawatirkan kami. Ini tidak akan menjadi pemerintah yang mampu membuat perdamaian,” katanya.
Sebelumya, pada Senin, 31 Mei 2021 kemarin sore waktu setempat, beberapa anggota penting oposisi sepakat bersatu.
Tujuannya yakni untuk membentuk pemerintahan dan menjegal Benjamin Netanyahu yang hingga kini dinilai belum bisa membangun koalisi.
Baca Juga: Joe Biden Masih Setia Dukung Israel, Benjamin Netanyahu Diyakininya Tak Akan Langgar Janji
Di bawah perjanjian yang diusulkan, Naftali Bennett, Ketua Partai Yamina, akan mengambil giliran pertama sebagai perdana menteri.
Sementara itu, koleganya dari Partai Yesh Atid, Yair Lapid, mendapat giliran kedua.
Namun diketahui bahwa, keduanya belum mencapai kesepakatan akhir.
Tak sedikit warga Palestina yang tidak menyukai Benjamin Netanyahu.