Tentara Israel Berhasil Tangkap Pemimpin Hamas di Tepi Barat, Jubir: Perlawanan Tak Akan Padam

- 3 Juni 2021, 11:13 WIB
Seorang tentara Israel menangkap seorang tersangka setelah penggerebekan di kota Nablus, Tepi Barat, 18 Maret 2018.
Seorang tentara Israel menangkap seorang tersangka setelah penggerebekan di kota Nablus, Tepi Barat, 18 Maret 2018. /Israel Defense Forces

PR BEKASI - Tentara Israel baru saja mengumumkan bahwa mereka berhasil menangkap pemimpin Hamas di Tepi Barat, Palestina

Pemimpin Hamas, Sheikh Jamal Al Tawil dituding mendirikan pangkalan perang bagi kelompok Hamas di wilayah Tepi Barat yang saat ini diduduki Israel tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Arab News pada Kamis, 3 Juni 2021, Tawil ditangkap pasukan khusus Israel di Ramallah pada Selasa malam, 1 Juni 2021.

Baca Juga: Timbulkan Kerumunan, Ratusan Lapak PKL di Puncak Bogor Dibongkar Satpol PP

Tawil juga disebut-sebut memiliki peran penting dalam mengorganisir kerusuhan yang sering terjadi di wilayah tersebut.

Menanggapi berita tersebut, juru bicara Hamas, Hazem Qassem angkat suara.

Qassem membenarkan penangkapan yang dilakukan oleh tentara Israel tersebut. Dirinya menegaskan penangkapan tersebut tidak akan menyurutkan semangat Hamas untuk tetap memerangi Israel.

Baca Juga: Gedung Sate Kembali 'Lockdown' setelah 31 Pegawai Positif Covid-19, Seluruh Fasilitas Ditutup

"Penangkapan pemimpin Jamal Al Tawil oleh pasukan pendudukan tidak akan memadamkan suara perlawanan di Tepi Barat," katanya.

Pemimpin Hamas ditangkap Israel setelah gencatan senjata sejak 21 Mei 2021 yang ditengahi oleh Mesir dengan tujuan untuk menghentikan perang 11 hari antara Israel dengan Hamas.

Tak hanya itu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Gaza, Iyaz Al Bozom mengatakan bahwa dua prajurit Hamas juga tewas saat sedang menyelidiki markas persenjataan Israel di Tepi Barat.

Baca Juga: Puluhan Ormas Islam dan Pesantren Se- Kabupaten Bekasi Lakukan Aksi Damai Bela Palestina

Penting untuk diketahui, perebutan tanah di wilayah Timur Tengah antara Israel dan Palestina sudah berlangsung sejak Perang Dunia I.

Awal mula Israel menduduki tanah Palestina dimulai ketika Inggris mengambil alih wilayah Timur Tengah, setelah Kesultanan Utsmaniyah kalah dalam Perang Dunia I.

Wilayah itu ditempati oleh bangsa minoritas Yahudi dan bangsa mayoritas Arab.

Baca Juga: PDIP Cabut Dukungan dan Rekomendasi kepada Bupati Alor Usai Videonya Memarahi Anak Buah Risma Viral

Ketegangan antara dua kelompok tersebut meningkat ketika masyarakat dunia menugaskan Inggris untuk mendirikan "rumah nasional" di Palestina bagi warga Yahudi.

Bagi orang Yahudi, wilayah itu adalah tanah air leluhur mereka, tetapi warga Arab Palestina juga.

Antara tahun 1920-an hingga 1940-an, jumlah orang Yahudi yang datang ke wilayah itu bertambah. Banyak di antara mereka adalah orang Yahudi yang menyelamatkan diri dari persekusi Eropa dan mencari tanah air sesudah Holokaus Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Rolls-Royce Motor Cars Ciptakan Mobil dengan Fasilitas Piknik Paling Mewah di Bumi

Kekerasan antara Yahudi dan Arab, dan aksi menentang kekuasaan Inggris, juga meningkat. Pada tahun 1947, PBB memutuskan wilayah Palestina dibagi menjadi dua negara terpisah bagi bangsa Yahudi dan bangsa Arab Palestina.

Adapun Yerusalem ditetapkan sebagai kota internasional. Pengaturan itu diterima oleh kalangan pemimpin Yahudi tetapi ditolak oleh bangsa Arab, dan kemudian tidak pernah diterapkan.

Karena tidak bisa menyelesaikan masalah, pada 1948 penguasa Inggris angkat kaki. Sehari sebelum mandat Inggris di Palestina berakhir, para pemuka Yahudi lalu mendeklarasikan pembentukan negara Israel pada pada 14 Mei 1948.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah