Baca Juga: PLRT Asal Lampung Berhasil Diselamatkan Setelah Disiksa Majikan di Malaysia
Penemuan penyakit kulit pada hiu ini bertepatan dengan laporan pemutihan karang di daerah tersebut, menurut Mohamed Shariff Mohamed Din, seorang profesor dalam studi kedokteran hewan akuatik di Universiti Putra Malaysia.
“Kita tidak dapat mengabaikan bahwa perubahan sedang terjadi di sana karena suhu yang lebih tinggi,” katanya.
Pada Mei 2021, upaya tim peneliti untuk menangkap beberapa hiu guna mengamankan sampel untuk pengujian terbukti gagal.
“Jika kita bisa mendapatkan spesimen hiu, setidaknya kita bisa mengetahui penyebab patogen dari lesi tersebut,” kata Mabel Manjaji-Matsumoto, dosen senior di Borneo Marine Research Institute, Universiti Malaysia Sabah.
Dia menambahkan bahwa tim peneliti, bagaimanapun, berencana untuk mencoba lagi pada bulan Juli.
Sementara itu, studi ilmiah lengkap belum dilakukan tentang apa yang menyebabkan penyakit kulit misterius di antara hiu di Sabah ini.
Hiu ini diberi nama karang whitetip karena ujung putih khas pada sirip mereka dan sering ditemukan beristirahat di sekolah di sekitar terumbu pada siang hari.
Mereka menjadi daya tarik bagi para penyelam dan aktif pada malam hari untuk berburu makanan termasuk ikan kecil dan hewan lainnya.***