Palestina Jelaskan Alasan Batalkan Terima 1 Juta Dosis Vaksin Pfizer dari Israel

- 19 Juni 2021, 09:25 WIB
Pemerintah Palestina mengatakan dosis vaksin yang dikirim Israel tidak sesuai spesifikasi teknis.
Pemerintah Palestina mengatakan dosis vaksin yang dikirim Israel tidak sesuai spesifikasi teknis. /Amir Cohen/REUTERS

PR BEKASI - Otoritas Palestina pada Jumat membatalkan perjanjian untuk menerima 1 juta dosis vaksin Pfizer Covid-19 dari Israel.

Sebelumnya Otoritas Palestina telah menerima vaksin Covid-19 dosis awal dari Israel yang merupakan bagian dari kesepakatan.

Di mana kemudian Otoritas Palestina akan membayar kembali vaksin Covid-19 di kemudian hari kepada Israel.

Baca Juga: Israel Kembali Lancarkan Serangan ke Palestina, Kedua Kalinya Ingkari Gencatan Senjata

Sebagai gantinya, ketika Otoritas Palestina menerima pengiriman terjadwal 1.4 juta dosis vaksin Pfizer Covid-19 di akhir tahun.

Maka kemudian Palestina akan mengirim kembali 1 juta dosis vaksin Pfizer Covid-19 kepada Israel, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI.com, Sabtu, 19 Juni 2021.

Namun, tak lama setelah 90.000 dosis pertama dikirim, pejabat Palestina menyatakan bahwa kesepakatan tersebut batal.

Baca Juga: Bunuh Warga Palestina Penderita Autisme dengan Membabi Buta, Polisi Israel Didakwa Bersalah

Menurut media WAFA mereka mengatakan bahwa pemeriksaan dosis mengungkapkan masalah teknis pada vaksin tersebut.

"Setelah tim medis dan teknis menerima dan memeriksa batch pertama, dan ditemukan bahwa dosisnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis seperti yang telah disepakati sebelumnya," kata Mai Al-Kaila selaku Menteri Kesehatan Palestina.

Al-Kaila juga menambahkan bahwa tanggal kadaluarsa dosis vaksin Covid-19 tersebut sudah hampir habis.

Baca Juga: Sheikh Jarrah Dibatasi Barikade, Warga Palestina Harus Serahkan Surat-surat pada Polisi Israel Agar Bisa Lewat

''Oleh karena itu, kami menghubungi Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh, dan keputusan dibuat untuk membatalkan kesepakatan,'' katanya, menambahkan.

Juru bicara pemerintah, Ibrahim Melhem mengatakan bahwa batch awal dari kesepakatan yang dibatalkan itu akhirnya dikembalikan kepada Israel.

Menurut Our World in Data, Israel telah berhasil menurunkan jumlah kasus baru Covid-19 sejak vaksinasi pertama dimulai beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Kepala Desainer Mode Zara Dikecam Netizen Usai Kirim Pesan pada Model Asal Palestina

Selain itu, hingga saat ini sekitar 56.9 persen penduduk Israel telah divaksinasi secara penuh.

Langkah itu dilakukan setelah serangkaian kritik yang ditujukan kepada Israel karena diduga melanggar hukum internasional dengan menahan vaksin dari Palestina.

Sekelompok Demokrat di DPR AS kemudian menyerukan Israel untuk memvaksinasi tetangganya dengan benar.

Baca Juga: Persib Bandung Rekrut Gelandang Bertahan Timnas Palestina, Robert Alberts Beberkan Keunggulan Ahmad Rashid

Sekitar 100.000 warga Palestina yang bekerja di Israel divaksinasi awal tahun ini dan 10.000 lainnya menerima vaksin Rusia.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa kesepakatan itu memungkinkan Israel untuk melepas vaksin yang telah mendekati tanggal kadaluarsa.

"Virus corona tidak mengenal batas atau membedakan antar negara," kata Israel Nitzan Horowitz selaku Menteri Kesehatan.

Baca Juga: PM Palestina Minta Pemerintahan Baru Israel Akhiri Pendudukan

"Langkah penting ini adalah kepentingan semua pihak. Saya berharap dan percaya langkah ini akan mendorong kerja sama antara Israel dan tetangga Palestinanya di wilayah lain juga," sambungnya.

Sementara para kritikus menunjukkan ketidaksetujuannya atas tindakan Israel yang tidak bergerak cepat untuk memberikan vaksin tersebut kepada Palestina.

"Alih-alih mengambil tanggung jawab dan memberikan vaksin tanpa penundaan kepada seluruh penduduk dan tanpa perhitungan yang tidak perlu, Israel membuat kesepakatan dengan kehidupan dan kesehatan jutaan orang." kata Ghada Majadli dari Dokter untuk Hak Asasi Manusia.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x