PR BEKASI – Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh University of Michigan menemukan fakta bahwa gletser terbesar di dunia diprediksi dalam waktu dekat akan mengalami keruntuhan.
Namun, ancaman keruntuhan gletser tersebut diperkirakan akan lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Science tersebut juga membuat simulasi kematian dari Gletser Thwaites, Antartika Barat atau yang juga dikenal dengan sebutan gletser kiamat yang diketahui sebagai gletser paling tidak stabil di dunia.
Baca Juga: Bukan karena Kiamat Sudah Dekat, BMKG Beri Penjelasan soal Fenomena Matahari Terbit dari Utara di Sulsel
Para peneliti mensimulasikan runtuhnya berbagai gletser dengan formasi hampir vertikal yang terjadi di mana gletser dan lapisan es bertemu dengan lautan.
Para peneliti menemukan bahwa ketidakstabilan tidak selalu mengarah pada disintegrasi yang cepat.
Hal tersebut dikatakan oleh Jeremy Bassis, profesor ilmu dan teknik iklim dan ruang angkasa dari University of Michigan.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa dalam rentang waktu yang lama, es berperilaku seperti cairan kental, seperti pancake yang menyebar di penggorengan," katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Phys, Senin, 21 Juni 2021.
"Jadi es menyebar dan menipis lebih cepat daripada yang bisa gagal dan ini bisa menstabilkan keruntuhan. Tetapi jika es tidak bisa cukup cepat menipis, saat itulah Anda memiliki kemungkinan runtuhnya gletser kiamat dengan cepat," tambah dirinya.