Dalam penelitian tersebut, para peneliti menggabungkan variabel kegagalan es dan aliran es untuk pertama kalinya.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa peregangan dan penipisan es, serta penopang dari bongkahan es yang terperangkap, dapat memoderasi efek ketidakstabilan tebing es laut yang disebabkan oleh fraktur.
Temuan baru ini menambah nuansa pada teori sebelumnya yang disebut ketidakstabilan gletser, yang menyatakan bahwa jika gletser mencapai ambang tertentu, ia dapat tiba-tiba hancur.
Hal tersebut dikarenakan dari berat gletser kiamat itu sendiri dalam reaksi berantai dari patahan es.
Baca Juga: Ada yang Kaitkan Pembatalan Haji 2021 dengan Datangnya Hari Kiamat, MUI Beri Balasan
Gletser Thwaites atau gletser kiamat semakin terancam runtuh yang dapat berkontribusi pada kenaikan permukaan laut hampir tiga kaki bila terjadi keruntuhan total.
Pada 74.000 mil persegi, kira-kira seukuran Florida, dan sangat rentan terhadap perubahan iklim dan laut.
Tim peneliti juga menemukan bahwa bongkahan es yang retak dan jatuh dari gletser utama dalam proses yang dikenal sebagai "melahirkan gunung es" sebenarnya dapat mencegah, daripada berkontribusi, keruntuhan bencana.
Baca Juga: Siap Hadapi 'Hari Kiamat', Korea Selatan Siapkan 100.000 Benih dalam 'Bahtera Nuh' Kedua di Dunia