Akibat Kebijakan Joe Biden, Ribuan Migran yang Terdampar di Meksiko Diculik, Diperkosa, dan Diperdagangkan

- 23 Juni 2021, 19:59 WIB
Sekitar 3.300 migran asal Amerika Tengah yang saat ini terdampar di Meksiko, dikabarkan mengalami penculikan, pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyerangan.
Sekitar 3.300 migran asal Amerika Tengah yang saat ini terdampar di Meksiko, dikabarkan mengalami penculikan, pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyerangan. /REUTERS/Yoseph Amaya/REUTERS

PR BEKASI – Sebanyak kurang lebih 3.300 migran asal Amerika Tengah yang saat ini terdampar di Meksiko dikabarkan mengalami penculikan, pemerkosaan, perdagangan manusia, dan penyerangan.

Diketahui, para migran Amerika Tengah tersebut terdampar di Meksiko sejak Januari karena kebijakan perbatasan Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut diketahui berdasarkan laporan dari kelompok hak asasi manusia Human Rights First (HRF) yang yang dirilis pada Selasa, 22 Juni 2021.

Baca Juga: Covid-19 Masih Tinggi, Presiden Meksiko Minta Warganya Tidak Tukar Kado di Hari Natal 

HRF mendokumentasikan kasus-kasus migran dan pencari suaka yang terjebak di Meksiko sejak Presiden AS Joe Biden menjabat pada 20 Januari 2021.

Jumlah kasus penculikan, pemerkosaan, dan perdagangan manusia terhadap migran tersebut telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir dari sekitar 500 insiden yang dicatat pada bulan April menjadi 3.300 pada pertengahan Juni.

Joe Biden telah bergerak untuk membalikkan banyak kebijakan imigrasi yang dibatasi pendahulunya, mantan Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Perkara Simbol Nazi, Volkswagen Putuskan Hubungannya dengan Meksiko 

Namun, pemerintahan Joe Biden telah menerapkan kebijakan pengusiran terhadap para migran di perbatasan.

Selama masa jabatan lima bulan Joe Biden, lebih dari 400.000 migran yang ditahan di atau dekat perbatasan telah diusir, termasuk banyak keluarga Amerika Tengah dan pencari suaka yang dikirim kembali ke Meksiko.

Secara publik, pemerintahan Joe Biden menegaskan perintah itu tetap diperlukan untuk membatasi penyebaran virus Covid-19.

Namun, Joe Biden belum memberikan data ilmiah untuk mendukung alasan itu dan banyak pakar kesehatan masyarakat menentangnya.

Baca Juga: Polisi Temukan 3.787 Potongan Tubuh Manusia di Rumah Tukang Daging di Meksiko 

HRF mengumpulkan insiden dari laporan media, wawancara dengan migran yang mencari suaka AS dan informasi dari pengacara dan kelompok hak asasi manusia.

Gedung Putih dan Departemen Keamanan Dalam Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kasus tersebut.

“Lebih dari 2.700 dari hampir 3.300 insiden dicatat melalui survei berkelanjutan yang dilakukan oleh Al Otro Lado, penyedia layanan hukum yang berbasis di San Diego, dan ditinjau oleh HRD,” kata kelompok itu, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Soroti Pekerja Migran, DPR Dukung Kemnaker Atas Program SPSK PMI di Arab Saudi 

Kelompok itu tidak memberikan rincian detail tentang dugaan kejahatan tersebut, namun mereka menduga beberapa kelompok kriminal seperti kartel narkoba dan geng jelenan terlibat.

Kartel narkoba, geng jalanan, dan jaringan perdagangan manusia sering kali aktif di beberapa wilayah utara Meksiko dekat perbatasan AS.

Mereka juga dikenal kejam dengan melakukan pemerkosaan, penculikan, dan perdagangan manusia.

“Beberapa dari korban yang diduga diusir di bawah kebijakan Joe Biden sementara yang lain telah diblokir oleh kebijakan tersebut dan karena itu terdampar di Meksiko,” kata juru bicara HRF.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: channel news asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x