WHO Temukan Masalah pada Pabrik Produksi Vaksin Covid-19 Sputnik V di Rusia

- 24 Juni 2021, 10:19 WIB
Organisasi kesehatan dunia, WHO menemukan masalah pada pabrik produksi vaksin Covid-19 Sputnik di Rusia.
Organisasi kesehatan dunia, WHO menemukan masalah pada pabrik produksi vaksin Covid-19 Sputnik di Rusia. /Reuters/Evgenia Novozhenina

 

PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mereka menemukan masalah pada pabrik vaksin Covid-19 di Rusia.

Pada Rabu, inspektur WHO mengidentifikasi beberapa masalah di lokasi produksi vaksin Covid-19 Rusia.

Sementara itu, Moskow tetap bersikeras bahwa masalah produksi vaksin Covid-19 di Rusia telah diselesaikan.

Sedangkan dari pihak Badan kesehatan PBB telah melakukan pemeriksaan di empat lokasi produksi vaksin Sputnik V di Rusia, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Daily Sabah, Kamis, 24 Juni 2021.

Baca Juga: Rusia Curigai Pihak Asing Berupaya Diskreditkan Vaksin Sputnik V di Seluruh Dunia

Pada Rabu, WHO merilis laporan ringkasan dari temuan awal, merinci dari enam masalah yang ditemukan selama kunjungan pada 31 Mei hingga 4 Juni ke Pabrik Vitamin Ufa Pharmstandard di Ufa, Rusia selatan.

Selain itu, para inspektur WHO juga memperhatikan integritas data dan hasil pengujian dari pemantauan selama pembuatan dan pengendalian kualitas vaksin tersebut.

Semenatara itu, ada kekhawatiran tentang jalur pengisian, jaminan sterilitas, validasi filtrasi steril dan risiko kontaminasi silang.

Kremlin Dmitry Peskov selaku juru bicara mengatakan bahwa ada beberapa kekurangan yang diidentifikasi oleh kelompok inspeksi.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Hasil Uji Klinis Vaksin Sputnik V Buatan Rusia Tidak Tunjukkan Efek yang Serius

"Dari apa yang kami ketahui, mereka diperhitungkan dan semua yang perlu diubah," kata Kremlin.

"Tentu saja kontrol yang diperlukan oleh badan kontrol sudah ada. Jelas bahwa ini adalah kontrol yang paling ketat," katanya.

WHO juga mengatakan bahwa mereka telah memberi tahu kepada pabrik tersebut tentang temuannya.

"Komunikasi telah dimulai dengan produsen terkait, pemohon dan otoritas pengatur nasional masing-masing dengan pandangan bahwa temuan awal yang diuraikan dalam laporan ini diselidiki dan ditangani secepat mungkin," kata WHO kepada AFP.

Baca Juga: WHO Ratakan Distribusi, Minta Perusahaan Farmasi Donasikan 50 Persen Vaksin Covid-19 Melalui COVAX

Daftar penggunaan darurat WHO merupakan lampu hijau bagi negara, penyandang dana, lembaga pengadaan dan masyarakat jaminan bahwa vaksin telah memenuhi standar internasional.

Selain itu, EUL juga membuka jalan bagi negara-negara untuk menyetujui dan mengimpor vaksin Covid-19 agar didistribusikan dengan cepat, terutama di negara-negara yang tidak memiliki regulator kelas internasional.

Hal ini juga memberikan fasilitas distribusi vaksin global COVAX, yang bertujuan untuk memberikan akses yang adil terhadap dosis di negara-negara miskin.

WHO sejauh ini telah memberikan status EUL untuk vaksin Cpvid-19 yang dibuat oleh AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, Sinopharm dan Sinovac.

Selain itu, menurut perhitungan AFP vaksin Sputnik V sudah digunakan di 40 negara. Negara-negara tersebut antara lain Rusia, Argentina, India, Iran, Kenya, Meksiko, Pakistan, Filipina, dan Uni Emirat Arab.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah