Sudan Kecewa usai Jalin Hubungan dengan Israel, Ternyata Ini Alasannya

- 26 Juni 2021, 09:19 WIB
Sudan kecewa dengan hasil normalisasi hubungan dengan Israel.
Sudan kecewa dengan hasil normalisasi hubungan dengan Israel. /Anadolu Agency

PR BEKASI – Sudan kecewa dengan hasil normalisasi hubungan dengan Israel dan mengeluhkan kurangnya investasi di bidang pertanian dan teknologi.

Menurut pejabat Sudan, Amerika Serikat (AS) belum memenuhi janji untuk berinvestasi di Sudan, seperti yang dijanjikan selama pengumuman normalisasi hubungan dengan Israel sembilan bulan lalu.

“Kami belum mendapatkan hal yang signifikan dari hasil normalisasi hubungan dengan Israel, khususnya dalam investasi di bidang pertanian dan teknologi,” kata mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East monitor.

Baca Juga: Palestina Luluh Lantak Pasca Serangan Israel, Dana Bantuan Rekonstruksi Diblokir Senator Republik AS

Para pejabat mencatat bahwa penandatanganan perjanjian memiliki perselisihan antara anggota pemerintah di Sudan, dan investasi ekonomi akan membantu memasarkan kesepakatan itu kepada publik.

Selain itu, Kepala Dewan Pemerintahan Sudan, Abdel Fatah Al-Burhan, dan Perdana Menteri Abdalla Hamdok menyatakan ketidaksetujuan mereka atas kontak antara Israel dan tentara Letnan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (Hemeti).

Mereka menilai bahwa kontak antara Hameti dan badan intelijen Israel, Mossad, bertentangan dengan otoritas sipil resmi Sudan, yang mencapai kesepakatan normalisasi hubungan dengan negara pendudukan tahun lalu.

Baca Juga: Palestina Luluh Lantak Pasca Serangan Israel, Dana Bantuan Rekonstruksi Diblokir Senator Republik AS

Kekhawatiran para pemimpin otoritas sipil transisi Sudan meningkat setelah sebuah jet pribadi Israel yang berafiliasi dengan Mossad mendarat di Khartoum pekan lalu.

Menurut sebuah sumber, pejabat Mossad yang berada di kapal bertemu dengan Hameti di ibu kota Sudan, Khartoum.

Sejak awal proses normalisasi hubungan, Hameti telah mencoba membangun saluran komunikasi terpisah dengan Israel, terlepas dari otoritas sipil negara yang dipimpin oleh Abdel Fatah Al-Burhan dan Abdalla Hamdok.

Baca Juga: Muslim Indonesia Tolak Tawaran Israel untuk Perbaiki Hubungan Diplomatik

Agustus 2021 lalu, media Israel melaporkan bahwa Hameti bertemu dengan pejabat Mossad, terlepas dari keberatan Burhan, dan dia terus berkomunikasi dengan Israel sejak itu.

Diketahui, pada Desember 2021 lalu delegasi resmi Israel tiba di Sudan untuk pertama kalinya sejak dimulainya proses normalisasi hubungan.

Delegasi tersebut dipimpin oleh mantan Menteri Intelijen Eli Cohen, yang bertemu dengan Abdel Fattah Al-Burhan, Menteri Pertahanan Yassin Ibrahim, dan pejabat pemerintah lainnya.

Baca Juga: Palestina Beri Peringatan pada Israel Atas Penundaan Pembatasan di Daerah yang Dikuasai Hamas

Diskusi yang diadakan oleh kedua belah pihak membahas masalah politik, keamanan dan ekonomi, dengan nota kesepahaman ditandatangani antara para pejabat untuk pertama kalinya.

Para pejabat Sudan dan Israel membahas stabilitas keamanan di kawasan itu dan sepakat untuk memperdalam kerja sama intelijen.

Baca Juga: Perintah Sudah Turun, Israel Siap Robohkan 20 Rumah Warga Palestina

Mereka juga menjajaki kemungkinan menerima keanggotaan Israel di Dewan Laut Merah, yang mencakup Mesir dan Arab Saudi.

Sudan sendiri merupakan salah satu dari empat negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada tahun lalu selain Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x