Palestina Berkabung, Aktivis HAM Nizar Banat Dipukul Hingga Tewas di Sel Tahanan

- 26 Juni 2021, 10:38 WIB
Ribuan warga Palestina hadiri pemakaman aktivis Nizar Banat di Tepi Barat.
Ribuan warga Palestina hadiri pemakaman aktivis Nizar Banat di Tepi Barat. /Reuters/Mussa Qawasma

PR BEKASI - Puluhan ribu warga Palestina berkumpul untuk menghadiri pemakaman aktivis Nizar Banat di Hebron, Tepi Barat, pada Jumat, 25 Juni 2021.

Nizar Banat merupakan seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) dan kritikus Otoritas Palestina (PA).

Dilaporkan, Nizar Banat meninggal karena dipukuli di dalam tahanan Otoritas Palestina, pada Kamis, 24 Juni 2021.

Baca Juga: Wilayah Palestina Terancam Hilang, Israel Siap Bangun 31 Pemukiman Ilegal di Tepi Barat

Pelayat Palestina berbondong-bondong ke Masjid Wasaya Al-Rasoul Hebron seraya meneriakkan 'pergi, tinggalkan Abbas'.

Hal tersebut terjadi  karena kemarahan dari warga Palestina terus meningkat terhadap Otoritas Palestina dan Presiden Mahmoud Abbas.

Selin itu, warga Palestina juga menuntut penggulingan rezim kepada Otoritas Palestina dan Presiden Mahmoud Abbas.

Baca Juga: Palestina Luluh Lantak Pasca Serangan Israel, Dana Bantuan Rekonstruksi Diblokir Senator Republik AS

Selama pemakaman, jenazah Nizar Banat di dampingi oleh keluarga dan juga putrinya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Middle East Eye, Sabtu, 26 Juni 2021.

"Aku ingin kau melihatku memakai gaun kelulusan. Siapa yang akan memberiku makan? Siapa yang akan mengajariku?" kata putri Nizar.

"Jangan tinggalkan aku, Ayah," katanya.

Baca Juga: Hamas Menentang Eksekutif Otoritas Palestina dalam Bantuan dan Rekonstruksi di Jalur Gaza

Sebelum meninggal, Nizar Banat ditangkap setidaknya oleh 25 petugas, yang melakukan penggerebekan di rumahnya di kota Dura di provinsi Hebron,  Tepi Barat Selatan.

Dia ditangkap pada Kamis, pukul 3.30 pagi dan tidak lama kemudian dinyatakan meninggal.

Menurut dokter pengawas otopsi, hasil otopsi awal menunjukkan bahwa Nizar Banat dipukuli secara brutal, dengan beberapa memar dan patah tulang terlihat di sekujur tubuhnya.

Baca Juga: Hamas Menentang Eksekutif Otoritas Palestina dalam Bantuan dan Rekonstruksi di Jalur Gaza

"Nizar banat mengalami cedera di kepala, leher dan bahu, serta patah tulang rusuk dan pendarahan internal paru-paru. Itu adalah tanda-tanda kematian yang tidak wajar," kata Samir Zaarour selaku dokter pengawas otopsi.

Dia juga menekankan bahwa korban tidak menderita kondisi medis serius yang dapat menyebabkan kematian.

Sementara itu, untuk hasil laporan otopsi dan toksikologi lengkap diharapkan tersedia dalam 10 hari, yang akan menentukan penyebab kematian dari kematian Naza banat.

Baca Juga: Palestina Beri Peringatan pada Israel Atas Penundaan Pembatasan di Daerah yang Dikuasai Hamas

Pada Kamis, ribuan pengunjuk rasa menghadapi tindakan keras dari polisi saat mereka turun ke jalan atas kematian Banat  di kota Ramallah, Tepi Barat.

Mereka meneriakkan 'Dalam jiwa, dalam darah, kami membelamu Nizar'.

Akibatnya para pasukan Otoritas Palestina memukuli demonstran dengan tongkat, menembakkan gas air mata dan granat kejut.

Baca Juga: Perintah Sudah Turun, Israel Siap Robohkan 20 Rumah Warga Palestina

Sementara itu, terkait dengan meninggalnya Nizar Banat kembali menimbulkan pertanyaan tentang legitimasi Otoritas Palestina sebagai badan pengatur.

Shawan Jabarin selaku direktur jenderal yayasan Al-Haq Palestina untuk hak asasi manusia, mengatakan bahwa posisi Banat sebagai aktivis politik, dan salah satu yang terlibat dalam politik partai, membuat pembunuhannya menjadi insiden yang lebih serius.

"Ada seluruh penduduk hari ini yang dikecualikan dari partisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini melemahkan rakyat Palestina dan peran mereka, dan ini tidak akan mengarah pada pembebasan dari penjajah, juga tidak akan mengarah pada kebebasan dan kemerdekaan," kata Jabarin kepada Middle East Eye.

Baca Juga: Pemukim Yahudi Gencarkan Kekerasan terhadap Warga Palestina, Bukti Naftali Bennett Lebih Kejam

“Jalan yang damai dan demokratis adalah satu-satunya cara untuk berubah, pengucilan rakyat yang terus-menerus dari proses politik adalah masalah yang mengkhawatirkan, dan itu akan menyebabkan ledakan, karena rakyat sudah muak dan tidak lagi mempercayai sistem kekuasaan," ujarnya.

Sedangkan Aziz Dweik selaku ketua Dewan Legislatif, mengatakan bahwa kematian Banat adalah kejahatan besar terhadap seorang aktivis politik yang tidak melawan Otoritas Palestina.

Baca Juga: Pasukan Tentara Israel dan Warga Palestina Kembali Terlibat Bentrokan di Yerusalem timur

Dia mengatakan bahwa Otoritas Palestina telah melanggar Hukum Dasar Palestina, yang memberikan hak kepada rakyat untuk mengkritik dan mengekspresikan pendapat politik mereka.

"Pembunuhan Nizar adalah kejahatan menurut semua standar alam semesta. Ini adalah kejahatan politik majemuk dan ganda berdasarkan pendekatan eksklusif dan bukan pendekatan yang didasarkan pada partisipasi rakyat dalam pelaksanaan kehidupan politik, "katanya kepada MEE.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x