Caranya, dengan mendorong keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan agar lebih sehat.
Selain itu, perusahaan di negara itu juga diminta untuk menerapkan WFH serta jam kerja yang lebih fleksibel.
Baca Juga: Ritual Kepala Daun Bawang di Kuil Aruka, Salah Satu Ritual Paling Aneh di Jepang
Martin Schulz selaku kepala ekonom kebijakan di perusahaan terkemuka Fujitsu, mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut diharapkan bisa mengakar di perusahaan Jepang.
"Selama pandemi, perusahaan telah beralih ke cara operasi baru dan mereka melihat peningkatan produktivitas secara bertahap," katanya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent.
"Perusahaan meminta karyawannya bekerja dari rumah atau dari jarak jauh, di kantor satelit atau di lokasi pelanggan mereka, yang bisa jauh lebih nyaman dan produktif bagi banyak orang," lanjutnya.
Baca Juga: Panda Raksasa Jepang Lahirkan Bayi Kembar di Kebun Binatang Ueno Tokyo
Pemerintah Jepang berharap penerapan empat hari kerja dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekaligus ekonomi di negeri Sakura itu.
Pasalnya, hari libur ekstra dinilai dapat mendorong roda perekonomian, sekaligus meningkatkan angka pernikahan dan kelahiran yang kian merosot.
Diketahui, Jepang bukanlah negara pertama yang memperpendek hari kerja. Spanyol, Selandia Baru, hingga Jerman juga berupaya menerapkan kebijakan yang serupa.***