Polisi di Singapura Buat Laporan Terhadap Dokter Atas Dugaan Komentar Anti-Islam di Media Sosial

- 1 Juli 2021, 14:00 WIB
Polisi di Singapura Buat Laporan Terhadap Dokter Atas Dugaan Komentar Anti-Islam di Media Sosial Eksternal Kotak Masuk Rinrin Rindawati  Annisa Tri Y 13.18 (37 menit yang lalu) kepada saya   PR BEKASI -  Polisi di Singapura telah membuat sebuah laporan terhadap seorang dokter karena membuat komentar online di media sosialnya.  Pasalnya, dokter asal Singapura tersebut diduga telah mengunggah sebuah komentar online anti-Islam oleh  Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Straits Times pada Kamis, 1 Juli 2021, polisi sudah mengkonfirmasi bahwa laporan tersebut telah diajukan terhadap Dr Kho atas unggahannya pada Rabu, 30 Juni 2021.  Sementara itu, Dr Kho mengatakan bahwa dia tidak mengetahui laporan dari polisi tersebut dan menolak berkomentar.  Tangkapan layar dari beberapa unggahan di Facebook yang diunggah oleh Dr Kho baru-baru ini, menunjukkan komentar dia terhadap Muslim dan Islam beredar di beberapa situs.  Selain itu, dalam sebuah posting tahun lalu, dia juga diduga menulis bahwa ada banyak kekerasan yang terkait dengan Muslim.   Dalam sebuah unggahan pada 2019 juga dia mempertanyakan mengapa agama membutuhkan perlindungan dari kritik.  Sedangkan pada Sabtu lalu, Dr Kho juga mengunggah surat terbuka di halaman Facebook-nya tentang vaksinasi Covid-19 yang ditujukan kepada Profesor Benjamin Ong selaku ketua komite ahli di Singapura.  Dalam surat tersebut mencatat bahwa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di AS telah meninggal beberapa hari setelah ,mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19.  Surat tersebut juga mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) baru saja memulai penyelidikan atas kematiannya akibat gagal jantung setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA.  Sehingga hal itu membuat para dokter di Singapura harus berhenti melakukan vaksinasi pada kaum muda sampai CDC AS dan organisasi di tempat lain menghasilkan data yang lebih kuat dan meyakinkan tentang kasus tersebut.  Menanggapi surat tersebut, Kementerian Kesehatan (MOH) mengatakan bahwa laporan penyebab dari kematian anak di AS bukan karena gagal jantung, seperti yang dituduhkan dalam surat terbuka tersebut, dan hal itu masih dalam penyelidikan pihak berwenang AS.  Associate Professor David Lye, spesialis penyakit menular senior dari National Center for Infectious Diseases, juga mengatakan bahwa  para dokter di balik surat terbuka itu menyesatkan dan memberi informasi yang salah kepada publik.  Surat itu awalnya ditandatangani oleh Dr Kho; Dr Wong Wui Min, seorang ahli jantung dan  Dr A.M. Chia; Dr L.W. ping; dan Dr I.W. Yang, seorang spesialis jantung di W.M. Klinik Jantung dan Medis Wong di Rumah Sakit Gleneagles.  Selain itu, Prof Lye juga mencatat bahwa tiga dari dokter tersebut terlibat dalam 'surat terkenal oleh kelompok 12'.   Dia merujuk pada surat sebelumnya yang diterbitkan oleh 12 dokter yang menyerukan agar anak-anak diberikan vaksin tradisional Covid-19, seperti vaksin Sinovac, bukan vaksin mRNA dari Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang merupakan bagian dari program nasional di Singapura.***
Polisi di Singapura Buat Laporan Terhadap Dokter Atas Dugaan Komentar Anti-Islam di Media Sosial Eksternal Kotak Masuk Rinrin Rindawati Annisa Tri Y 13.18 (37 menit yang lalu) kepada saya PR BEKASI - Polisi di Singapura telah membuat sebuah laporan terhadap seorang dokter karena membuat komentar online di media sosialnya. Pasalnya, dokter asal Singapura tersebut diduga telah mengunggah sebuah komentar online anti-Islam oleh Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Straits Times pada Kamis, 1 Juli 2021, polisi sudah mengkonfirmasi bahwa laporan tersebut telah diajukan terhadap Dr Kho atas unggahannya pada Rabu, 30 Juni 2021. Sementara itu, Dr Kho mengatakan bahwa dia tidak mengetahui laporan dari polisi tersebut dan menolak berkomentar. Tangkapan layar dari beberapa unggahan di Facebook yang diunggah oleh Dr Kho baru-baru ini, menunjukkan komentar dia terhadap Muslim dan Islam beredar di beberapa situs. Selain itu, dalam sebuah posting tahun lalu, dia juga diduga menulis bahwa ada banyak kekerasan yang terkait dengan Muslim. Dalam sebuah unggahan pada 2019 juga dia mempertanyakan mengapa agama membutuhkan perlindungan dari kritik. Sedangkan pada Sabtu lalu, Dr Kho juga mengunggah surat terbuka di halaman Facebook-nya tentang vaksinasi Covid-19 yang ditujukan kepada Profesor Benjamin Ong selaku ketua komite ahli di Singapura. Dalam surat tersebut mencatat bahwa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di AS telah meninggal beberapa hari setelah ,mendapatkan dosis kedua vaksin Covid-19. Surat tersebut juga mengatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) baru saja memulai penyelidikan atas kematiannya akibat gagal jantung setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA. Sehingga hal itu membuat para dokter di Singapura harus berhenti melakukan vaksinasi pada kaum muda sampai CDC AS dan organisasi di tempat lain menghasilkan data yang lebih kuat dan meyakinkan tentang kasus tersebut. Menanggapi surat tersebut, Kementerian Kesehatan (MOH) mengatakan bahwa laporan penyebab dari kematian anak di AS bukan karena gagal jantung, seperti yang dituduhkan dalam surat terbuka tersebut, dan hal itu masih dalam penyelidikan pihak berwenang AS. Associate Professor David Lye, spesialis penyakit menular senior dari National Center for Infectious Diseases, juga mengatakan bahwa para dokter di balik surat terbuka itu menyesatkan dan memberi informasi yang salah kepada publik. Surat itu awalnya ditandatangani oleh Dr Kho; Dr Wong Wui Min, seorang ahli jantung dan Dr A.M. Chia; Dr L.W. ping; dan Dr I.W. Yang, seorang spesialis jantung di W.M. Klinik Jantung dan Medis Wong di Rumah Sakit Gleneagles. Selain itu, Prof Lye juga mencatat bahwa tiga dari dokter tersebut terlibat dalam 'surat terkenal oleh kelompok 12'. Dia merujuk pada surat sebelumnya yang diterbitkan oleh 12 dokter yang menyerukan agar anak-anak diberikan vaksin tradisional Covid-19, seperti vaksin Sinovac, bukan vaksin mRNA dari Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang merupakan bagian dari program nasional di Singapura.*** /Reuters/Cindy Liu

 


PR BEKASI - Polisi di Singapura telah membuat sebuah laporan terhadap seorang dokter karena membuat komentar online di media sosialnya.

Pasalnya, dokter asal Singapura tersebut diduga telah mengunggah sebuah komentar online anti-Islam oleh

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Straits Times pada Kamis, 1 Juli 2021, polisi sudah mengkonfirmasi bahwa laporan tersebut telah diajukan terhadap Dr Kho atas unggahannya pada Rabu, 30 Juni 2021.

Sementara itu, Dr Kho mengatakan bahwa dia tidak mengetahui laporan dari polisi tersebut dan menolak berkomentar.

Baca Juga: Singapura Bersiap Nyatakan Pandemi Selesai, Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa

Tangkapan layar dari beberapa unggahan di Facebook yang diunggah oleh Dr Kho baru-baru ini, menunjukkan komentar dia terhadap Muslim dan Islam beredar di beberapa situs.

Selain itu, dalam sebuah posting tahun lalu, dia juga diduga menulis bahwa ada banyak kekerasan yang terkait dengan Muslim.

Dalam sebuah unggahan pada 2019 juga dia mempertanyakan mengapa agama membutuhkan perlindungan dari kritik.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x