Presiden Haiti, Jovenel Moise Tewas Dibunuh Sekelompok Penyerang Tak Dikenal

- 8 Juli 2021, 13:28 WIB
Presiden Haiti, Jovenel Moise dikabarkan tewas dibunuh di rumahnya oleh sekelompok penyerang yang tidak dikenal pada Rabu, 7 Juli 2021.
Presiden Haiti, Jovenel Moise dikabarkan tewas dibunuh di rumahnya oleh sekelompok penyerang yang tidak dikenal pada Rabu, 7 Juli 2021. /Reuters/Andres Martinez Casares


PR BEKASI - Presiden Haiti, Jovenel Moise tewas dibunuh oleh sekelompok penyerang tak dikenal di rumahnya.

Kabar kematian presiden Haiti, Jovenel Moise diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) sementara Claude Joseph pada Rabu, 7 Juli 2021.

Dilaporkan bahwa Ibu negara Martine Marie Etienne Joseph juga terluka dalam serangan tersebut dan menerima perawatan medis di rumah sakit.

Diketahui Jovenel Moise adalah presiden ke-42 negara Karibia, dan sekarang menjabat kembali sebagai Presiden Haiti pada Februari 2017.

Baca Juga: UNICEF: Malnutrisi Anak di Haiti Meningkat Dua Kali Lipat dalam Satu Tahun

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Sabah pada Kamis, 8 Juli 2021, selain menjabat sebagai presiden Haiti, Jovenel Moise juga merupakan seorang pengusaha dan politikus di Haiti.

Sementara itu, Joseph telah mengutuk kepada kelompok penyerang tersebut dengan menyebutnya sebagai 'tindakan penuh kebencian, tidak manusiawi, dan barbar'.

"Semua tindakan diambil untuk menjamin kelangsungan negara dan untuk melindungi bangsa," kata Joseph.

Serangan tersebut terjadi karena meningkatnya gelombang kekerasan terkait politik di negara Karibia.

Baca Juga: Masyarakat Haiti Yakini Dukun Bisa Tangani Virus Corona yang Landa Negaranya

Negara dengan berpenduduk lebih dari 11 juta orang telah tumbuh semakin tidak stabil di bawah pemerintahan Jovenel Moise.

Selain itu, di negara tersebut juga telah terjadi kesengsaraan ekonomi, politik, dan sosial semakin dalam, dengan kekerasan dari kelompok meningkat tajam di ibu kota Port-au-Prince.

Inflasi yang melonjak dan makanan serta bahan bakar menjadi langka di negara di mana 60 persen penduduknya berpenghasilan kurang dari 2 dolar per hari.

Kemudian, masalah-masalah lain juga datang ketika Haiti masih berusaha untuk pulih dari gempa bumi pada 2010 dan Badai Matthew yang melanda pada 2016.

Baca Juga: Pesawat Angkatan Udara Militer Filipina Jatuh dan Terbakar, 17 Awak Dilaporkan Tewas

Jovenel Moise telah memerintah dengan dekrit selama lebih dari dua tahun setelah negara itu gagal mengadakan pemilihan yang menyebabkan Parlemen dibubarkan.

Para pemimpin oposisi juga menuduhnya berusaha meningkatkan kekuasaan, termasuk menyetujui dekrit yang membatasi kekuasaan pengadilan yang mengaudit kontrak pemerintah dan menciptakan badan intelijen yang hanya menjawab presiden.

Dalam beberapa bulan terakhir, para pemimpin oposisi menuntut agar Jovenel Moise mundur, dengan alasan bahwa masa jabatannya secara hukum telah berakhir pada Februari 2021.

Namun, Jovenel Moise dan pendukungnya menyatakan bahwa masa jabatannya dimulai ketika dia menjabat pada awal 2017, menyusul pemilihan umum yang kacau yang memaksa penunjukan presiden sementara.

Sementara itu, dilaporkan bahwa Haiti dijadwalkan akan mengadakan pemilihan umum pada akhir tahun ini.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah