Ilmuwan Ungkap Nenek Moyang Asia Sudah Pernah Terjangkit Virus Corona Sejak 25 Ribu Tahun Lalu

- 16 Juli 2021, 06:43 WIB
Dua orang ilmuwan Universitas Australia mengungkapkan bahwa nenek moyang Asia sudah pernah terjangkit virus corona sejak 25 ribu tahun lalu.
Dua orang ilmuwan Universitas Australia mengungkapkan bahwa nenek moyang Asia sudah pernah terjangkit virus corona sejak 25 ribu tahun lalu. /Science Alert

 

PR BEKASI - Dua orang ilmuwan dari Universitas Nasional Australia, Yassine Souilmi dan Ray Tobler, mengungkap bahwa nenek moyang Asia sudah pernah terjangkit virus corona semenjak 25.000 tahun silam.

Statement tersebut diungkapkan dari hasil penelitian adanya adaptasi 42 gen manusia dari warga China, Jepang, dan Vietnam.

Seperti yang diketahui, virus corona masih satu keluarga dengan virus MERS dan SARS. Kedua virus tersebut menyebabkan pandemi selama 20 tahun terakhir.

Yassine Souilmi dan Ray Tobler memulai hasil penelitian mereka dengan pengantar tiga varian virus influenza sepanjang abad ke-20 yang menyerang manusia.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan DNA Manusia Berusia 25 Ribu Tahun, Nenek Moyang Manusia Asia dan Eropa?

Pada tahun 1918-1920, virus influenza yang menyebabkan pandemi dikenal sebagai Flu Spanyol. Kemudian ada Flu Asia pada 1957-1958 dan Flu Hongkong pada 1968-1969.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Science Alert pada Jumat, 16 Juli 2021, Yassine Souilmi dan Ray Tobler meyakini bahwa virus corona adalah anak dari virus influenza yang sudah ada semenjak 25 ribu tahun lalu.

Penelitian tersebut didasarkan pada hipotesis migrasi besar-besaran nenek moyang Asia Timur dari daratan Afrika.

Nenek moyang yang bermigrasi ke Asia Timur ini harus beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk dengan virus influenza.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Epidemi Virus Corona Sudah Ada sejak 20 Ribu Tahun Lalu di Asia Timur

Virus kuno ini, kata Yassine Souilmi dan Ray Tobler, membuat nenek moyang beradaptasi sehingga mengakibatkan perubahan fisiologis atau imunologis (resistensi terhadap virus).

Yassine Souilmi dan Ray Tobler menganalisis komputasi mutakhir pada genom lebih dari 2.500 orang dari 26 populasi di seluruh dunia.

Hasil penelitian itu menunjukkan, ada adaptasi 42 gen manusia yang menyiratkan adanya interaksi protein-virus.

Interaksi tersebut terdapat pada paru-paru, yang merupakan organ tubuh paling terpengaruh gejala Covid-19.

Adapun mutasi 42 gen manusia tersebut ada di lima populasi yang semuanya berasal dari Asia Timur, tempat asal virus corona berada.

Oleh karena itu, Yassine Souilmi dan Ray Tobler menyimpulkan bahwa nenek moyang Asia Timur pernah terpapar virus korona purba atau virus influenza purba sekitar 25 ribu tahun lalu.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x