AS Tarik Pasukan dari Afghanistan, China dan Taliban Diam-diam Adakan Pertemuan Rahasia

- 28 Juli 2021, 21:26 WIB
Menteri luar negeri China, Wang Yi melakukan pertemuan rahasia dengan delegasi Taliban di Tianjin, China pada Rabu, 28 Juli 2021.
Menteri luar negeri China, Wang Yi melakukan pertemuan rahasia dengan delegasi Taliban di Tianjin, China pada Rabu, 28 Juli 2021. /Opindia

PR BEKASI – Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dikabarkan telah mengadakan pertemuan rahasia dengan delegasi Taliban pada Rabu, 28 Juli 2021.

Diketahui, delegasi Taliban tersebut terdiri dari sembilan petinggi, termasuk salah satunya pendiri kelompok itu, Mullah Abdul Ghani Baradar

Pertemuan tersebut menandakan hubungan yang memanas saat pasukan asing pimpinan Amerika Serikat (AS) melanjutkan penarikan mereka dari Afghanistan.

Baca Juga: Warga Desa China Buat Terowongan di Puncak Tebing Guoliang, Demi Bisa Melihat Dunia Luar 

Dalam pertemuan tersebut, China menjanjikan kepada kelompok Taliban untuk memainkan peran penting dalam proses rekonsiliasi damai dan rekonstruksi di Afghanistan.

Tak hanya itu, Wang Yi juga berharap Taliban dapat membantu China untuk menindak Gerakan Islam Turkestan Timur di Xinjiang yang dibentuk oleh kelompok minoritas Uighur yang tertindas.

“Kami berharap dapat berkolaborasi untuk menindak gerakan separatis Uighur di Xinjiang yang merupakan ancaman langsung terhadap keamanan nasional China,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

China mengatakan pihaknya khawatir negara tetangga Afghanistan dapat digunakan sebagai tempat pementasan bagi separatis.

Baca Juga: Peneliti China Ungkap Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan, Berikut Faktanya 

Kunjungan itu dilakukan ketika Taliban telah membuat kemajuan besar di Afghanistan sejak Mei 2021, ketika pasukan asing pimpinan AS memulai tahap terakhir penarikan mereka yang direncanakan akan selesai pada akhir Agustus 2021 mendatang.

Pertempuran dengan pasukan pemerintah Afghanistan telah menyebabkan lonjakan korban sipil dan pengungsian.

Pada saat yang sama, para pemimpin Taliban telah meningkatkan diplomasi internasional mereka dalam beberapa bulan terakhir, mencari pengakuan global ketika mereka berharap untuk kembali berkuasa.

Pertemuan hari ini yang diadakan di Tianjin, China tersebut menurut juru bicara Taliban Mohammed Naeem atas undangan dari otoritas China.

Baca Juga: Hadapi Perang Ruang Angkasa di Masa Mendatang, China Kembangkan Senjata Laser dan Pesawat Tempur Supersonik 

Secara luas, pertemuan tersebut dilihat sebagai hadiah dari China terhadap Taliban terhadap legitimasi itu.

“Politik, ekonomi, dan isu-isu yang berkaitan dengan keamanan kedua negara dan situasi Afghanistan saat ini dan proses perdamaian dibahas dalam pertemuan,” katanya.

Taliban sendiri telah meyakinkan China bahwa mereka tidak akan mengizinkan siapapun menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan China.

“China juga menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan bantuan mereka dengan Afghanistan dan mengatakan mereka tidak akan ikut campur dalam masalah Afghanistan.

Baca Juga: Menlu AS Pertaruhkan Kemarahan China, Putuskan Bertemu Pemimpin Spiritual Tibet di India 

Namun, China berjanji akan membantu Taliban memecahkan masalah dan pemulihan perdamaian Afghanistan.

China dan Taliban diketahui memandang penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebagai anugerah.

Mereka juga berharap hubungan dekat dengan pemerintah masa depan di Afghanistan juga dapat membuka jalan bagi China untuk perluasan kerja sama dan perdagangan ke Afghanistan dan melalui republik-republik Asia Tengah.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam kunjungan resmi ke India, memperingatkan pada bahwa Afghanistan akan menjadi "negara paria" jika Taliban mengambil kendali pemerintahan dengan paksa.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah