PR BEKASI - Atlet Loncat Indah asal China, Quan Hongchan kini menjadi sangat populer di negaranya.
Atlet yang masih berusia 14 tahun itu diketahui berhasil membawa medali emas pada cabang loncat indah nomor platform 10 meter di Olimpiade Tokyo 2020.
Quan Hongcan bahkan berhasil mendapatkan nilai sempurna 10 dari ketujuh juri selama kompetisi.
Baca Juga: China Beri Tanda 'Peringatan Merah' pada Hujan, Korban Tewas Akibat Banjir Capai 21 Orang
Saking terkenalnya Huang Hongcan, kini kampung halaman menjadi lokasi wisata dadakan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World of Buzz pada Jumat, 13 Agustus 2021.
Diduga para penggemar berbondong-bondong datang ke kampung halaman Quan Hongcan karena mengetahui tentang latar belakangnya yang sederhana.
Menurut SCMP, ibu Quan dalam keadaan tidak sehat setelah terlibat dalam kecelakaan mobil yang serius pada tahun 2017.
Keluarganya hanya bisa mengandalkan gaji ayahnya yang tidak seberapa karena bekerja sebagai petani jeruk.
Kemudian tempat tinggal mereka di sebuah desa yang kurang dikenal, kini dibanjiri Influencer, vlogger, dan penggemar yang menciptakan kekacauan bagi keluarga Quan dan tetangga mereka.
Kerumunan tidak hanya mengganggu rutinitas sehari-hari kota, tetapi mereka juga menghambat upaya pengendalian penyebaran Covid-19.
Media lokal menyebut bahwa setidaknya 2.000 orang mengunjungi desa setiap hari.
Beberapa penggemar bahkan berkeliaran sampai pukul 9 malam waktu setempat, menyebabkan ketidaknyamanan kepada tetangga Quan dan keluarga.
Para orang tua di desa kini sering merasa sulit untuk tidur di malam hari.
Warga desa bahkan melaporkan kejadian tersebut dan pihak berwenang sejak itu menutup desa untuk pengunjung.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Dibantu Kondom Gratis, Atlet Kayak Australia Berhasil Raih Medali Emas
Selain itu, ayah gadis itu, Quan Wenmao, mengatakan bahwa dia ditawari rumah dan Y200.000 yuan sekira Rp443 juta. Namun, dia menolak semua tawaran itu.
“Saya berterima kasih kepada mereka karena telah datang. Tapi saya tidak mengambil apa-apa. Saya tidak mengambil sepeser pun,” katanya, menambahkan bahwa dia telah mendesak orang untuk tetap tinggal di rumah.
“Mereka hanya bisa mengirim salam. Tidak perlu datang ke sini. Itu mengganggu hidup mereka dan kita juga, bukan?” ucap Quan.
Dia menambahkan bahwa dia kembali bekerja di pertanian jeruknya seperti biasa setelah putrinya memenangkan medali emas.
Sementara istrinya yang sedang sakit juga sibuk mengurus tamu.
Quan mengatakan alasan mengapa dia belajar menyelam adalah karena ibunya yang sakit.
“Ibuku sedang sakit. Saya tidak tahu penyakit apa yang dia derita karena saya tidak tahu bagaimana mengucapkan dengan kata-kata. Saya hanya ingin menghasilkan uang untuk mendapatkan perawatan medisnya. Saya perlu menghasilkan banyak uang untuk menyembuhkan penyakitnya,” katanya.
Mimpinya telah menjadi kenyataan ketika sebuah rumah sakit di Zhanjiang, Provinsi Guangdong mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan berbagai layanan medis untuk ibu dan kakeknya yang sakit.
Menurut Global Times, pejabat rumah sakit mengatakan mereka bangga dengan Quan dan lebih dari bersedia membantu keluarganya.***