PR BEKASI - Gagasan Barat tentang potensi adanya kehidupan di luar Bumi saat ini semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.
Sejumlah penelitian antariksa pun dilakukan untuk meneliti adanya kehidupan di luar Bumi oleh para ilmuwan, seperti Mars dan Bulan.
Kendati demikian, kehidupan di luar Bumi acap kali dipahami sebagai adanya alien oleh masyarakat.
Pengaruh film pop tentang alien yang menyerupai humanoid membuat definisi alien menjadi satu pakem keliru.
Baca Juga: Dalam Cerita One Piece Ternyata Ada Alien dan Enel Adalah Salah Satu Keturunannya
Pasalnya, alien tidak hanya didefinisikan sebatas tentang humanoid. Alien dapat berupa mikroba atau makhluk yang hidup di luar Bumi.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Science Alert, sejumlah ilmuwan membuat spekulasi teori terkait cara mendeteksi kehidupan di luar Bumi.
Teori ini dikembangkan dari gagasan Bola Dyson yang dipopulerkan oleh fisikawan teoretis Freeman Dyson pada 1960-an.
Baca Juga: Kenapa Manusia Belum Temukan Tanda-tanda Adanya Alien di Planet Lain? Berikut 3 Jawaban Ilmuwan
Menurut teori ini, cara manusia dapat menemukan peradaban asing adalah dengan mengukur emisi infra merah, radiasi elektromagnetik, dan energi kinetik dari bintang.
Dengan bekal teori ini, penelitian yang dipimpin oleh astronom Tiger Yu-Yang Hsiao dari Universitas Nasional Tsing-Hua di Taiwan mengukur emisi infra merah dari lubang hitam.
Hal ini didasarkan pada gravitasi dahsyat di lubang hitam yang dapat menarik segala sesuatu dengan kuat.
Baca Juga: Viral! Video Benda Misterius Terbang di Langit Bandung, Netizen Sebut Mirip UFO Jalankan Misi Alien
Pertimbangan yang diambil adalah piringan akresi materi yang berputar di sekitar lubang hitam, panas dari gesekan yang ada, dan radiasi Hawking.
Hsiao mengatakan, bola satelit dapat secara efektif memanen energi dari beberapa proses ini.
"Luminositas terbesar dapat dikumpulkan dari akresi, mencapai 100 ribu kali luminositas Matahari. Ini cukup untuk mempertahankan peradaban Tipe II," ujar Hsiao.***