PR BEKASI - Asisten Profesor psikologi Universitas Nottingham di Malaysia Eun Hee Lee memprediksi manusia akan hidup di bawah tanah pada masa depan.
Prediksi ini didasarkan pada keterbatasan lahan yang ada dan populasi manusia yang kian hari kian berkembang.
Populasi pada kota-kota besar di dunia akan membludak, sehingga menyebabkan keterbatasan lahan.
Hal ini menyebabkan harga lahan atau rumah meningkat drastis sehingga tidak banyak orang yang sanggup membelinya.
Dampaknya adalah banyak orang miskin yang terpinggirkan sehingga hidup di gorong-gorong kota besar di dunia, terutama negara yang wilayahnya kecil seperti Singapura.
Adapun solusi yang ditawarkan dari membludaknya populasi dan keterbatasan lahan adalah rumah di bawah tanah.
Lee memprediksi manusia perlahan-lahan akan mulai hidup di bawah tanah sekitar 30 tahun ke depan.
Baca Juga: Teka-teki Masa Depan Cristiano Ronaldo Terjawab, Ikuti Jejak Messi atau Bertahan di Juventus?
"Realistisnya, manusia akan segera pergi ke bawah tanah. Setidaknya dalam 30 tahun ke depan," ujar Lee, seperti dilihat Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 18 Agustus 2021.
Kehidupan bawah tanah ini pernah tercatat dalam sejarah, seperti yang diungkapkan penulis buku 'Underground: A Human History of The Worlds Beneath Our Feet' Will Hunt.
Dalam sejarahnya, manusia pernah hidup di bawah tanah seperti kota bawah tanah di Cappadocia, Turki pada sekitar abad ke-7 sebelum Masehi.
Baca Juga: Digitalisasi Semakin Berkembang, Waspadai Dampak Negatifnya di Masa Depan
Kota bawah tanah ini disebut oleh orang Turki sebagai Derinkuyu. Kota ini dapat menampung sekitar 20 ribu orang beserta hewan ternak.
Di masa depan, manusia diprediksi akan mulai hidup di kota bawah tanah sebagaimana manusia purba di kota Derinkuyu.
Kendati demikian, Will Hunt mengatakan bahwa tubuh manusia tidak dirancang untuk dapat hidup di bawah tanah.
"Kita secara biologis dan fisiologis tidak dirancang untuk hidup di bawah tanah, " kata Will Hunt.
Sementara itu, Lee mengatakan bahwa kota bawah tanah harus dirancang dengan mantap.
Adapun aspek yang harus diperhatikan adalah pencahayaan, sanitasi atau air bersih, serta interior desain yang mempengaruhi psikis orang yang tinggal di bawah tanah.
Lee menegaskan, kehidupan manusia di bawah tanah akan menjadi populer jika dikomunikasikan dengan baik.
"Akan ada lebih banyak lingkungan kerja bawah tanah, lebih banyak tempat menyenangkan di bawah tanah," ucap Lee.***