Studi Terbaru Ungkap Vaksin Covid-19 Aman bagi Penderita Penyakit Arthritis dan Lupus

- 22 Agustus 2021, 15:41 WIB
Studi terbaru mengungkapkan bahwa setelah vaksinasi Covid-19 jarang terjadi serangan penyakit rheumatoid arthritis dan lupus.
Studi terbaru mengungkapkan bahwa setelah vaksinasi Covid-19 jarang terjadi serangan penyakit rheumatoid arthritis dan lupus. /Pixabay

PR BEKASI - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan oleh jurnal Arthritis and Rheumatology mengungkapkan bahwa vaksinasi Covid-19 aman bagi yang menderita penyakit-penyakit rheumatoid Arthritis dan lupus.

Penyakit rheumatoid Arhiritis dan lupus dilaporkan diderita oleh 11 persen orang dewasa.

Diketahui, Arthritis merupakan gangguan autoimun yang disebabkan oleh kesalahan sistem kekebalan yang menyerang jaringan sehat.

Baca Juga: 35 Link Pendaftaran Vaksin Covid-19 Moderna bagi Masyarakat Umum, Buruan Daftar!

Selain itu, peneliti juga mengungkapkan bahwa tidak ada laporan yang parah terjadi tentang penyakit tersebut.

"Temuan kami menunjukkan bahwa vaksin itu aman," kata rekan penulis studi Dr. Caoilfhionn Connolly dalam siaran pers, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari UPI pada Minggu, 22 Agustus 2021.

"Mereka harus meringankan masalah keamanan dari setiap pasien yang ragu-ragu," kata Connolly, seorang peneliti pasca-doktoral dan ahli reumatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore.

Baca Juga: Apa yang Terjadi Jika Vaksinasi Covid-19 dengan 2 Vaksin Berbeda? Penelitian Ungkap Hal Ini

Gejala suar yang paling umum dilaporkan setelah vaksinasi Covid-19 adalah nyeri sendi yang memburuk, pembengkakan, kekakuan, kelelahan, dan nyeri otot.

"Suar yang memerlukan pengobatan biasanya berlangsung selama 10 hari dan sebagian besar sembuh setelah pengobatan dengan kortikosteroid oral seperti prednison atau peningkatan dosis obat peserta saat ini," kata para peneliti.

Tidak ada peserta penelitian yang memerlukan rawat inap dan tidak ada yang mengalami reaksi alergi terhadap vaksin Covid-19.

Baca Juga: Target Vaksinasi Masih Jauh, Anies Baswedan: Jakarta Butuh 4 Juta Warga Lagi untuk Capai Herd Immunity

"Studi ini menyoroti bahwa sebagian besar pasien rematik kami mentoleransi vaksin dengan baik dengan sebagian besar mengalami reaksi lokal seperti nyeri di tempat suntikan, yang cukup meyakinkan," kata Connolly.

"Namun, yang paling penting, kami tidak mengamati adanya serangan parah dari penyakit autoimun yang mendasarinya," katanya.

Menurut WHO, contoh penyakit rematik dan muskuloskeletal adalah tendinitis dan bursitis, asam urat, fibromyalgia, psoriatic arthritis, osteoporosis, lupus, rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan ankylosing spondylitis.

Baca Juga: Moderna Siap Jadi Vaksinasi Booster Dosis Ketiga yang Diberikan Pemkot Tasikmalaya untuk Tenaga Medis

Secara kolektif, penyakit ini mempengaruhi sekitar setengah dari orang dewasa di Amerika Serikat dan 75 persen dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas.

"Selama wabah penyakit, orang dengan penyakit ini biasanya mengalami nyeri sendi yang parah, kelelahan, dan dalam beberapa kasus, ruam kulit," kata WHO.

Untuk penelitian ini, Connolly dan rekan-rekannya melacak 1.377 orang dewasa yang didiagnosis dengan satu atau lebih dari gangguan ini.

Baca Juga: Teten Masduki Apresiasi Vaksinasi Massal bagi Pelaku UMKM Bekasi, Papmiso: Kami Siap Bantu di Jabar dan Banten

Dimana ketika mereka menerima kedua dosis vaksin Covid-19 Moderna atau Pfizer-BioNTech.

Karena vaksin ini dirancang untuk memperkuat sistem kekebalan untuk merespons virus dengan menghasilkan antibodi.

Para peneliti meminta peserta untuk melaporkan bagaimana suntikan memengaruhi gejala penyakit autoimun mereka.

Baca Juga: Moderna Siap Jadi Vaksinasi Booster Dosis Ketiga yang Diberikan Pemkot Tasikmalaya untuk Tenaga Medis

Data menunjukkan hampir 90 persen peserta melaporkan nyeri di tempat suntikan setelah suntikan pertama dan kedua, dan 60 persen dan 80 persen.

Masing-masing, melaporkan kelelahan setelah dosis pertama dan kedua.

Di antara peserta penelitian, 11 persen mengalami gejala penyakit rematik dan muskuloskeletal.

Serta sekitar 60 persen dari gejala ini terjadi setelah menerima dosis kedua vaksin.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x