Ilmuwan Temukan Benua Misterius di Bawah Islandia, Diduga Peninggalan Sisa-sisa Pangea

- 24 Agustus 2021, 20:15 WIB
Sebuah benua misterius ditemukan di bawah Islandia yang diduga sebagai peninggalan benua Pangea yang tidak terpecah.
Sebuah benua misterius ditemukan di bawah Islandia yang diduga sebagai peninggalan benua Pangea yang tidak terpecah. /NGO

PR BEKASI – Sebuah tim ahli geologi internasional percaya bahwa mereka telah menemukan sebuah benua tersembunyi misterius yang membentang dari Greenland sampai Eropa, tepatnya di bawah Islandia.

Tim yang dipimpin oleh Profesor Gillian Foulger, Profesor Emeritus Geofisika di Departemen Ilmu Bumi di Universitas Durham, percaya bahwa mereka telah menemukan daratan benua sub-akuatik.

Benua ini diyakini mencakup sekitar 600.000 kilometer persegi, kira-kira seukuran negara bagian Texas di Amerika Serikat.

Baca Juga: Pesta Gol, Belgia Balas Kecolongan dari Islandia dengan Skor 5-1 

Namun, jika wilayah yang bersebelahan di sebelah barat Inggris dimasukkan, itu bisa mencapai 1 juta kilometer persegi, bahkan lebih besar dari Australia.

Teori tersebut, jika terbukti, dapat mengubah apa yang kita ketahui tentang Pangea, benua super yang pernah mencakup seluruh daratan Bumi.

Ini akan menunjukkan bahwa Pangea tidak sepenuhnya pecah dan akan menantang teori lama lainnya seputar luasnya kerak samudera dan benua di wilayah Atlantik Utara.

Penemuan benua misterius tersebut juga akan mempertanyakan bagaimana pulau vulkanik, seperti Islandia terbentuk.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-50, Supermarket di Islandia Luncurkan Nugget ke Ruang Angkasa 

Kehadiran baru kerak benua, bukan kerak samudera, dapat memicu perdebatan tentang sumber baru mineral dan hidrokarbon, yang keduanya terkandung dalam kerak benua.

Penelitian Profesor Foulger yang terkemuka di dunia telah berkontribusi untuk memetakan tata letak geologis dasar laut dalam kaitannya dengan daratan kontinental.

Dirinya juga mengatakan bahwa sampai saat ini para ahli geologi masih dibuat bingung dengan teori terbentuknya Islandia.

“Menurut teori yang, Islandia terbentuk dari, dan dikelilingi oleh kerak samudera tidak didukung oleh banyak data geologis. Ini tidak bisa dijelaskan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Selasa, 22 Agustus 2021.

Baca Juga: Gunung Fagradalsfjall Meletus Setelah Tertidur 900 Tahun, Langit Ibu Kota Islandia Mendadak Berubah Merah 

“Namun, ketika kami mempertimbangkan kerak tebal ini adalah benua, data kami tiba-tiba masuk akal. Ini membuat kami sadar bahwa wilayah benua itu jauh lebih besar daripada Islandia itu sendiri. Ada benua misterius di sana di bawah laut,” tambahnya.

Dia menambahkan teori ini benar-benar dapat mengubah pemahaman geologis dunia saat ini, dan mengatakan sesuatu yang serupa dapat terjadi di lebih banyak tempat.

"Kami akhirnya bisa melihat peta samudra dan laut kami digambar ulang sebagai pemahaman kami tentang apa yang ada di bawah perubahan," katanya.

Baca Juga: Hasil Penelitian: Gletser Hofsjokull Islandia Kehilangan 750 Kilometer Persegi dalam 20 Tahun Setelah Punah 

Prof Foulger dan timnya sekarang bekerja dengan kolaborator di seluruh dunia untuk menguji teori mereka, yang akan dimulai setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Proyek-proyek ini dapat mencakup survei konduktivitas listrik dan pengumpulan kristal zirkon baik di Islandia maupun di tempat lain.

Zirkon adalah mineral yang dapat bertahan selama miliaran tahun erosi di dalam kerak bumi, sehingga sangat berguna untuk memperkirakan usia batuan.

Tes lain, seperti profil seismik dan pengeboran, akan menelan biaya hingga senilai miliaran rupiah.

Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas dan Kurangi Stres Pekerja, Islandia Segera Terapkan Jam Kerja Jadi 4 Hari Seminggu 

Tetapi pendanaan proyek penelitian tersebut mungkin tersedia mengingat pentingnya pekerjaan itu.

Pekerjaan tersebut juga dapat memiliki konsekuensi hukum dan politik yang dapat berpengaruh signifikan.

Dalam kondisi tertentu, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut memberikan hak eksklusif kepada negara pantai atas sumber daya non-hayati dari dasar laut yang berdekatan.

Akan tetapi, hak eksklusif tersebut hanya diberikan jika para ilmuwan dapat membuktikan bahwa dasar laut adalah perpanjangan terendam dari daratan kontinental.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x