Taliban Minta Pejabat Pemerintahan Afghanistan Kembali Bekerja, Kondisi Ekonomi Terancam Hancur

- 25 Agustus 2021, 13:47 WIB
Taliban meminta para pejabat pemerintahan Afghanistan untuk kembali bekerja lantaran kondisi ekonomi terancan hancur.
Taliban meminta para pejabat pemerintahan Afghanistan untuk kembali bekerja lantaran kondisi ekonomi terancan hancur. /Antara

Seorang pejabat, yang mengatakan dia bertanggung jawab atas keamanan kementerian, mengatakan kepada Haidari bahwa istirahat salat adalah wajib.

"Mereka tidak membawa senjata di dalam gedung dan salah satu dari mereka mengatakan 'kami bisa belajar dari keahlian Anda'," kata Haidari.

Tidak seperti beberapa warga negara yang mati-matian berusaha meninggalkan Afghanistan, Haidar berencana untuk tetap tinggal.

Selama pemerintahan Taliban 1996-2001, perempuan dilarang bekerja, harus menutupi wajah mereka, dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika ingin keluar rumah.

Baca Juga: Outfit Generasi Milenial Taliban Diduga Tembus Rp1 M, Ternyata Dapat Uang Jualan Opium Rp20 Triliun

Juru bicara Taliban telah berusaha untuk meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka tidak keluar untuk membalas dendam, dan mereka akan mengizinkan perempuan untuk bekerja, selama pekerjaan mereka konsisten dengan hukum Islam.

Namun laporan penggeledahan dari rumah ke rumah, perempuan yang dipaksa keluar dari pekerjaan dan pembalasan terhadap mantan pejabat keamanan dan etnis minoritas telah membuat orang waspada. Taliban telah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan.

Sementara itu, Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada wartawan di Kabul pada hari Selasa bahwa sudah waktunya bagi orang untuk bekerja untuk negara mereka. Dia mengatakan Taliban sedang mengerjakan prosedur bagi pekerja pemerintah perempuan untuk kembali ke pekerjaan mereka tetapi untuk saat ini mereka harus tinggal di rumah karena alasan "keamanan".

Kehancuran yang meluas selama perang 20 tahun antara pasukan pemerintah yang didukung AS dan Taliban, penurunan pengeluaran lokal karena meninggalkan pasukan asing, mata uang yang jatuh dan kurangnya dolar memicu krisis keuangan.

Baca Juga: Untung Dagang Narkotika Rp20 Triliun dan Sumbangan Asing, Ini Sumber Pendapatan Taliban

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah