Dan pada bulan Mei, pasukan Israel menyerbu Masjid Al Aqsa beberapa kali, dengan eskalasi berikutnya yang mengarah ke serangan Israel selama sebelas hari di Jalur Gaza yang terkepung.
Menurut Glick, kebijakan tersebut mulai berubah di bawah masa jabatan mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memimpin partai sayap kanan dan merupakan sekutu setia mantan Presiden AS Donald Trump.
"Glick mengatakan bahwa polisi mulai mengizinkan dia dan sekutunya untuk berdoa di gunung lebih terbuka lima tahun lalu," kata laporan New York Times, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Rabu, 25 Agustus 2021.
Terlepas dari pengaturan yang ada, pada kenyataannya, puluhan orang Yahudi sekarang secara terbuka beribadah setiap hari di bagian terpencil dari sisi timur situs, dan pengawalan polisi Israel mereka tidak lagi berusaha untuk menghentikan mereka.
Israel telah membatasi masuknya warga Palestina ke Masjid Al Aqsa melalui beberapa metode, termasuk tembok pemisah, yang dibangun pada awal 2000-an, yang membatasi masuknya warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki ke Israel.***