ISIS-K Ingin Rebut Afghanistan, Taliban Putus Asa Minta Bantuan AS

- 28 Agustus 2021, 14:00 WIB
Taliban dilaporkan telah meminta bantuan kepada AS setelah kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS berencana merebut Afghanistan dari kepemimpinan mereka.
Taliban dilaporkan telah meminta bantuan kepada AS setelah kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS berencana merebut Afghanistan dari kepemimpinan mereka. /Reuters

PR BEKASI – Para pejabat tinggi Taliban dilaporkan telah meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS) setelah kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS berencana merebut Afghanistan dari kepemimpinan mereka.

Menurut laporan seorang mantan pejabat tinggi Pentagon, permintaan bantuan tersebut datang di tengah aliansi informal yang berkembang antara pasukan Taliban dan AS di Kabul.

Pria bernama Michael Maloof tersebut telah memperingatkan bahwa ISIS-K sedang merencanakan untuk menggulingkan Taliban dan mengambil alih Afghanistan.

Baca Juga: 13 Tentara AS Tewas dalam Serangan Bom di Afganistan, Joe Biden Siap Balas Dendam Pada ISIS

Dia menambahkan bahwa ISIS-K mengirim pesan kepada Taliban setelah mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul pada Kamis, 26 Agustus 2021 lalu.

Korban tewas dari serangan bom di Bandara Kabul kemarin diketahui telah meningkat menjadi 170 yang diantaranya merupakan marinir AS.

Serangan Bom di Bandara Kabul tersebut dianggapnya telah mendorong terbentuknya aliansi aneh dan informal antara Taliban dan AS di Afghanistan.

Baca Juga: Hadapi Serangan ISIS, Taliban: Kami Kehilangan Banyak Orang Dibanding Militer Amerika

“Taliban yang notabenenya merupakan musuh lama AS akan bekerja sama satu sama lain ketika Presiden Joe Biden meminta pasukannya untuk membalas dendam pada ISIS-K,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Michael Maloof mengatakan bahwa serangan bom tersebut merupakan sesuatu yang sedang dikerjakan oleh ISIS.

"Mereka ingin memberi tahu Taliban, lihat Anda mungkin berpikir Anda menjalankan pemerintahan, tetapi kami sebenarnya yang bertanggung jawab. Ada keterputusan besar antara Taliban dan ISIS. Mereka tidak saling menyukai,” katanya.

Baca Juga: Fakta ISIS-K, Kelompok yang Diduga Joe Biden Dalang di Balik Serangan Bom Bunuh Diri di Afghanistan

Dirinya menambahkan bahwa ISIS saat ini menganggap Taliban tidak akan mampu untuk memimpin Afghanistan

"ISIS memberi tahu Taliban 'Anda tidak menjalankan negara ini, kami yang menjalankannya. Kami yang menjalankan negara ini, atau akan segera'," katanya.

Tak hanya itu, Michael Maloof juga memprediksi Taliban tidak akan mampu menahan serangan ISIS di Afghanistan sehingga mereka harus membutuhkan bantuan AS.

Baca Juga: Inggris Minta Warga Afghanistan untuk Tak Kunjungi Bandara Kabul, Sebut Teror ISIS Bisa Terjadi Sewaktu-waktu

"Taliban tidak akan mampu mengendalikan serangan ISIS terhadap kepentingan AS. Taliban lebih moderat dari ISIS. Taliban butuh pengakuan,” katanya.

"Mereka sangat membutuhkan dana internasional. AS telah memotong 10 miliar dolar AS  (Rp143 triliun) bantuan ke Afghanistan. ISIS adalah musuh bersama bagi Taliban dan AS," tambahnya.

ISIS-K adalah yang paling ekstrim dan kejam dari semua kelompok militan jihad di Afghanistan.

Baca Juga: ISIS Kembali Sebarkan Kekacauan, Targetkan 45 Jaringan Listrik di Irak

K adalah singkatan dari Khorasan, yang mengacu pada wilayah bersejarah yang mencakup bagian dari Afghanistan dan Pakistan modern.

Mereka sebelumnya menuduh Taliban meninggalkan Jihad demi kesepakatan damai yang dinegosiasikan dengan AS.

Militan ISIS sekarang mewakili tantangan keamanan utama bagi pemerintah Taliban yang akan datang.

Baca Juga: Menentang Keras ISIS, Ulama Senior Kongo Dibunuh saat Pimpin Salat Tarawih

Pekan lalu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan tidak ada kematian yang akan terjadi pada siapapun di luar Afghanistan.

"Kami tidak akan mengizinkan siapapun menggunakan Afghanistan untuk melawan mereka," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah