Israel Marah Besar, AS Buka Kembali Konsulat di Yerusalem untuk Pulihkan Hubungan dengan Palestina

- 2 September 2021, 17:41 WIB
Rencana AS untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem untuk memulihkan hubungan dengan Palestina mendapatkan kecaman dari Israel.
Rencana AS untuk membuka kembali konsulatnya di Yerusalem untuk memulihkan hubungan dengan Palestina mendapatkan kecaman dari Israel. /Reuters/Kevin Lamarque

PR BEKASI – Israel mengecam rencana Amerika Serikat (AS) untuk membuka konsulatnya kembali di Yerusalem.

Israel berpendapat bahwa hal tersebut adalah ide yang buruk dan dapat menggoyahkan pemerintahan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk klaim Israel atas Yerusalem sebagai ibu kotanya dengan memindahkan kedutaan AS di sana dari Tel Aviv.

Baca Juga: Studi Terbaru Israel Ungkap Obat Kolesterol Fenofibrate Dapat Bantu Lawan Virus Covid-19

Donald Trump juga diketahui menutup konsulat AS di Yerusalem yang secara tradisional menjadi basis untuk penjangkauan diplomatik ke Palestina.

Itu adalah di antara beberapa langkah oleh pemerintahan Donald Trump yang membuat marah para pemimpin Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan.

Presiden Joe Biden telah berjanji untuk memulihkan hubungan AS dengan Palestina dan mendukung solusi dua negara.

Baca Juga: Diteror Hampir Tiap Hari oleh Pemukim Yahudi dan Tentara Israel, Warga Desa Palestina di Tepi Barat Ketakutan

Pada Mei 2021 lalu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinked mengumumkan bahwa AS akan membuka kembali konsulatnya di Yerusalem yang telah ditutup sejak 2019.

Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid dalam konferensi pers pada Rabu, 1 September 2021 menyebut rencana tersebut merupakan ide yang buruk

“Kami pikir itu ide yang buruk. Yerusalem adalah ibu kota berdaulat Israel dan Israel saja, dan oleh karena itu, kami tidak berpikir itu ide yang baik,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Kamis, 2 September 2021.

Baca Juga: Israel dan Amerika Serikat Tak Lagi Mesra, Makin Renggang usai Diacuhkan dalam Konflik Iran?

“Kami tahu bahwa pemerintahan Joe Biden memiliki cara berbeda dalam melihat ini, tetapi karena itu terjadi di Israel, kami yakin mereka mendengarkan kami dengan sangat hati-hati,” tambahnya.

Wasel Abu Youssef, seorang pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa penolakan Israel terhadap pembukaan konsulat AS diharapkan.

"Mereka berusaha mempertahankan status quo dan memblokir solusi politik apapun," katanya.

Baca Juga: Tentara Israel Kembali Disoroti Usai Tembak Mati Bocah Palestina Berusia 15 Tahun

Ditanya tentang pernyataan Yair Lapid, juru bicara kedutaan AS mengatakan AS akan bergerak maju dengan proses untuk membuka kembali konsulatnya Yerusalem.

Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak terbagi, status yang tidak diakui secara internasional.

Mereka kemudian merebut timur kota, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967 dan telah menduduki wilayah itu sejak saat itu.

Baca Juga: Ingin Ubah Status Quo, Israel Diam-diam Izinkan Umat Yahudi Beribadah di Masjid Al Aqsa

Naftali Bennett, seorang nasionalis di atas koalisi lintas-partisan, menentang kenegaraan Palestina.

Pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem dapat mengganggu ketenangan pemerintah Naftali Bennett, yang mengakhiri masa jabatan perdana menteri jangka panjang Benjamin Netanyahu pada Juni 2021

"Kami memiliki struktur pemerintah kami yang menarik namun rapuh dan kami pikir ini mungkin akan membuat pemerintah ini tidak stabil dan saya tidak berpikir pemerintah Amerika menginginkan ini terjadi," kata Yair Lapid.

Baca Juga: Peringati Hari Kucing Sedunia, 2 Juta Kucing Jalanan di Israel Dilaporkan Terlantar dan Menderita

Perpecahan di antara warga Palestina juga menurutnya dapat menimbulkan keraguan tentang prospek diplomasi.

“Saya sangat percaya pada solusi dua negara, tetapi kita harus mengakui fakta bahwa ini tidak mungkin dilakukan dalam situasi saat ini,” katanya.

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x