Perempuan Afghanistan Bersatu Gelar Protes Tuntut Hak di Bawah Taliban: Kami Tidak Takut!

- 3 September 2021, 12:35 WIB
Ilustrasi perempuan Afghanistan.
Ilustrasi perempuan Afghanistan. /REUTERS

PR BEKASI - Puluhan wanita Afghanistan menggelar aksi protes langka di bawah kekuasaan Taliban pada Kamis, 2 September 2021.

Para demonstran wanita Afghanistan itu menyatakan bahwa mereka bersedia menerima aturan wajib burqa, asalkan putri-putri mereka diperbolehkan bersekolah di bawah pemerintahan Taliban.

"Ini adalah hak kami untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan keamanan," teriak para aksi massa yang terdiri dari 50 perempuan Afghanistan itu sambail melambaikan poster di jalan-jalan Kota Herat, Afghanistan Barat.

Baca Juga: Taliban Janji Perempuan Afghanistan Boleh Sekolah, Akademisi: Mereka Hanya Konsultasi dengan Laki-laki

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari CBS News, Jumat, 3 September 2021, dalam aksinya, mereka membawa poster yang bertuliskan tuntutan mereka untuk pemerintahan Taliban.

Selama masa kekuasaan pertama Taliban dua dekade lalu, sebelum digulingkan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) tahun 2001, kaum wanita dan anak perempuan dilarang menempuh pendidikan dan mendapat pekerjaan.

Burqa juga diwajibkan untuk wanita saat berada di tempat umum dan wanita tidak boleh pergi keluar rumah tanpa didampingi suami atau kerabatnya laki-laki. Aksi protes di jalanan seperti yang digelar para wanita Afghanistan di Herat pada pekan ini bahkan tidak terpikirkan pada saat itu.

Baca Juga: Taliban: Perempuan Afghanistan Boleh Sekolah, Asal Dipisah Laki-laki dan Perempuan

"Kami ada di sini menuntut hak-hak kami," ucap salah satu demonstran bernama Fereshta Taheri kepada AFP via telepon.

"Kami bahkan siap untuk memakai burqa jika mereka meminta kami, tapi kami ingin perempuan bisa pergi sekolah dan bekerja," kata Taheri yang berprofesi sebagai fotografer dan seniman itu.

Herat, sebuah kota Jalu Sutra kuno yang dekat dengan perbatasan Iran, telah sejak lama menjadi pengecualian untuk pusat-pusat yang lebih konservatif, meskipun sejumlah wanita di kota ini telah memakai burqa.

Baca Juga: Dibantu Pramugari Turkish Airlaines, Perempuan Afghanistan Melahirkan di Tengah Evakuasi Pengungsi ke Inggris

Taliban, yang mengambil alih kekuasaan sejak bulan lalu, diketahui tengah membahas penyusunan pemerintahan baru untuk Afghanistan.

Taliban telah menjanjikan pemerintahan 'inklusif', namun banyak pihak meragukan bahwa wanita akan mendapatkan tempat dalam pemerintahan baru Afghanistan.

"Kami mengikuti beritanya, dan kami tidak melihat wanita dalam pertemuan dan perkumpulan Taliban," kata seorang demonstran lainnya, Mariam Ebram.

Baca Juga: Taliban Minta Perempuan Afghanistan Diam di Rumah Agar Tak Dilecehkan, Aktivis: Lagu Lama!

Kelompok itu sekarang telah menjanjikan aturan yang lebih lembut, berjanji bahwa perempuan akan diizinkan untuk bekerja, tetapi dalam batas-batas hukum Syariah .

Namun para ahli mempertanyakan apakah itu akan menjadi upaya jangka pendek untuk mencari pengakuan internasional dan kelanjutan dari bantuan vital.

"Pembicaraan sedang berlangsung untuk membentuk pemerintahan, tapi mereka tidak berbicara soal partisipasi wanita. Kami ingin menjadi bagian pemerintahan -- tidak ada pemerintahan yang bisa dibentuk tanpa wanita. Kami ingin Taliban melakukan konsultasi dengan kami," kata salah satu penyelenggara aksi protes ini, Basira Taheri.

Dia menggambarkan bagaimana sebagaian besar pekerja wanita di Herat kini berada di rumah karena ketakutan dan ketidakpastian.

Baca Juga: Dubes Wanita Pertama Afghanistan di AS: Masa Depan Perempuan Afghanistan adalah Masa Depan Afghanistan

Ebram mengatakan bahwa mereka yang telah kembali menghadapi perlawanan dari pasukan baru Taliban yang memegang kendali.

"Beberapa wanita, seperti dokter dan perawat yang berani kembali bekerja, mengeluh bahwa Taliban mengejek mereka," kata Ebram.

"Taliban tidak melihat mereka, mereka tidak berbicara dengan mereka. Mereka hanya menunjukkan wajah marah mereka kepada mereka."

Anak-anak usia sekolah dasar termasuk perempuan telah kembali ke sekolah, tetapi Taliban mengatakan pendidikan lebih lanjut ditunda sampai setelah pembentukan pemerintahan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: CBS News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x