Di sana, barisan kursi untuk pria dan perempuan dipisahkan dengan tirai atau tirai berwarna abu-abu.
Sebelum segregasi dipraktikkan, baik siswa perempuan maupun laki-laki bisa memilih tempat duduk manapun yang tersedia di kelas atau tetap dipisahkan namun tanpa pemasangan tirai.
Baca Juga: Taliban Berkuasa, WHO: 90 Persen Rumah Sakit di Aghanistan Terancam Ditutup Minggu Ini
"Memisahkan kami dengan tirai itu tidak bisa diterima. Saya benar-benar merasa tidak nyaman ketika memasukki kelas. Rasanya seperti kembali ke masa dua puluh tahun yang lalu," ujar salah satu pelajar di Universitas Kabul bernama Anjila (21).
Pbarisan kursi siswa perempuan dan pria dengan tirai baru salah satu contoh kebijakan saja.
Taliban dikabarkan sudah menyebar dokumen panduan operasional sekolah ke berbagai institusi pendidikan untuk mengetahui kebijakan-kebijakan mana saja di sekolah yang perlu diubah.
Salah satu kebijakan dalam dokumen tersebut adalah kewajiban menggunakan hijab untuk siswa perempuan.
Selain itu, pemisahkan gerbang masuk untuk siswa perempuan dan laki-laki. Terakhir, guru perempuan hanya boleh mengajar murid perempuan.
Baca Juga: Lari dari Taliban, Pengungsi Afghanistan Keluhkan Makanan yang Diberikan Amerika Cuma Buah dan Roti
"Siswa perempuan diminta belajar di ruangan terpisah atau di ruangan yang sama asal dipisahkan menggunakan tirai," ujar bunyi dokumen terkait.