Status tersebut diberlakukan sebagai upaya untuk mengakhiri situasi tak aman yang telah mencengkeram daerah yang kaya akan mineral itu, sejak perang saudara berakhir pada 2013.
Namun, pertumpahan darah masih saja terjadi. PBB pada Agustus telah mengirim belasan tentara khusus ke daerah itu untuk menilai kemampuan militer Kongo dalam membasmi serangan terorisme.***