Sekjen PBB: Kehancuran Ekonomi Afghanistan Akan Jadi Hadiah bagi Teroris

- 11 September 2021, 08:44 WIB
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres meminta suntikan untuk Afghanistan diberikan dalam bentuk uang tunai demi menghindari krisis ekonomi yang akan memicu situasi bencana bagi rakyat di sana.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres meminta suntikan untuk Afghanistan diberikan dalam bentuk uang tunai demi menghindari krisis ekonomi yang akan memicu situasi bencana bagi rakyat di sana. /REUTERS/Stringer/Reuters

PR BEKASI - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres meminta suntikan dana untuk Afghanistan dalam bentuk uang tunai saja.

Hal itu dilakukan untuk menghindari krisis ekonomi yang akan memicu situasi bencana besar bagi rakyat Afghanistan.

Pernyataan tersebut datang setelah utusan khususnya di Afghanistan, Deborah Lyons memperingatkan Dewan Keamanan bahwa pembekuan miliaran dolar aset internasional Afghanistan untuk dijauhkan dari tangan Taliban.

Baca Juga: Menteri Singapura Khawatir Kebangkitan Taliban Tingkatkan Aksi Terorisme di Asia Tenggara

Karena hal tersebut, pasti akan memicu kemerosotan ekonomi yang parah di Afghanistan.

"Saat ini PBB bahkan tidak mampu membayar gajinya kepada pekerjanya sendiri," kata Antonio Guterres, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 11 September 2021.

"Kita perlu menemukan cara untuk menghindari situasi yang akan menjadi bencana bagi rakyat," katanya.

Guterres menambahkan bahwa menurut pendapatnya, sumber ketidakstabilan dan tindakan yang terjadi di Afghanistan, merupakan hadiah bagi kelompok teroris yang masih beroperasi di sana.

Baca Juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Baru, China Beri Bantuan Rp440 Miliar dan Vaksin Covid-19 ke Afghanistan

Yaitu termasuk kelompok Al Qaeda dan afiliasi ISIS di Afghanistan serta ISIS-Khorosan yang hadir di Afghanistan.

Guterres mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan kepala Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva, bahwa penting untuk menyepakati keringanan atau mekanisme untuk mendapatkan uang ke Afghanistan. 

Sementara IMF telah memblokir Taliban dari mengakses uang sekitar 440 juta dolar atau setara dengan Rp6 triliun sebagai cadangan darurat baru.

Sebagian besar aset bank sentral Afghanistan yang senilai 10 miliar dolar atau Rp142 triliun juga diparkir di luar negeri.

Baca Juga: Taliban Sebut Wanita Tak Bisa Jadi Menteri: Mereka Harus Melahirkan

Sebagian besar aset bank sentral Afghanistan itu telah dibekukan sejak Taliban berkuasa bulan lalu. 

Mereka dianggap sebagai instrumen kunci bagi Barat untuk menekan kelompok Islamis.

Baik Guterres dan kepala bantuan PBB Martin Griffiths berharap bahwa program internasional untuk mendapatkan uang tunai ke Yaman yang dilanda perang,  dapat direplikasi juga di Afghanistan. 

Sementara di Yaman, badan anak-anak PBB dan UNICEF,  harus melakukan pembayaran tunai bulanan kepada sekitar 1,5 juta keluarga termiskin melalui program yang didanai oleh Bank Dunia.

Baca Juga: Dua Jurnalis Afghanistan Dihajar Saat Liput Unjuk Rasa, Media: Janji Taliban Hanya Omong Kosong

"Kami secara permanen terlibat dengan Taliban dan kami percaya bahwa dialog dengan Taliban sangat penting saat ini," katanya.

PBB juga bekerja untuk memastikan dapat melanjutkan pekerjaan kemanusiaan di Afghanistan.

Setidaknya ada 18 juta orang  yang merupakan  setengah dari populasi negara itu membutuhkan bantuan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah