Tinggalkan Paham Zionis, Putra PM Israel Sebut Negaranya Dilahirkan oleh Dosa dan Kriminal

- 21 September 2021, 15:16 WIB
Aktivis Anti-Zionis Israel, Yaakov Sharett mengatakan bahwa negaranya dilahirkan oleh dosa dan kriminal.
Aktivis Anti-Zionis Israel, Yaakov Sharett mengatakan bahwa negaranya dilahirkan oleh dosa dan kriminal. /Haaretz/Avihai Nitzan

 

PR BEKASI – Salah satu pewaris keluarga pendukung paham Zionis, Yaakov Sharett telah melakukan perubahan politik yang luar biasa.

Pasalnya, putra dari mendiang mantan Perdana Menteri (PM) Israel kedua, Moshe Sharett tersebut telah meninggalkan paham Zionis yang telah keluarganya perjuangkan.

Dalam wawancara dengan media Israel Haaretz, Yaakov Sharett mengatakan negara Israel terbentuk oleh dosa dan kriminal.

"Negara Israel adalah sebuah negara zionis yang dilahirkan oleh dosa dan kriminal," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Selasa, 21 September 2021.

Baca Juga: Israel Bunuh Puluhan Anak Palestina Tanpa Alasan Jelas Sejak Awal Tahun 2021

Diketahui, Pria berusia 95 tahun itu dilahirkan dari keluarga yang terhubung dengan baik dari krim Yishuv, komunitas Yahudi di Palestina.

Saat ini dirinya dikenal sebagai salah satu aktivis anti-Zionis paling keras di Israel setelah sebelumnya sangat mendukung paham tersebut.

Dirinya juga sempat bergabung menjadi anggota Shin Bet, badan keamanan negara, dan membantu orang Yahudi Soviet melarikan diri ke Israel.

Yaakov Sharett kemudian mengatakan bahwa Israel akan mengalami hari-hari yang kelam di masa mendatang bila terus melakukan pendudukan di Palestina.

Baca Juga: Arab Saudi Kutuk Upaya Iran Dapatkan Bom Nuklir dan Serukan Penanganan Ancaman Israel

"Dosa asal ini mengejar dan akan mengejar kita dan menggantung di atas kita," kata Yaakov Sharett mengacu pada pembersihan etnis Palestina sebelum penciptaan Israel pada tahun 1948.

Diketahui, Israel telah mengusir lebih dari separuh warga Palestina dari tanah airnya untuk membangun negara mayoritas Yahudi tersebut.

Menurutnya, saat paham Zionis menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina untuk mendirikan negara Yahudi, sebuah konflik tercipta.

Yaakov Sharett mengatakan bahwa transformasi mayoritas Arab menjadi minoritas dan minoritas Yahudi menjadi mayoritas sebagai tidak bermoral.

Baca Juga: Israel Kembali Berulah, Penangkapan Massal Sasar Anak-anak Hingga Orang Dewasa Palestina

"Pernahkah Anda melihat kaum mayoritas akan setuju untuk menyerah pada penjajah asing, yang mengatakan, ‘nenek moyang kita ada di sini,' dan menuntut untuk memasuki tanah dan mengambil kendali?" katanya secara retoris.

"Sekarang orang-orang Arab menyadari bahwa mereka kehilangan mayoritas. Siapa yang akan setuju dengan hal seperti itu?," tambahnya.

Menyesali kehadirannya yang berkelanjutan di Israel, dia mengatakan bahwa dia melihat dirinya sebagai seorang kolaborato" yang bertentangan dengan keinginannya.

Yaakov Sharett juga mengecam perubahan Israel ke fundamentalisme agama dan ultra-nasionalisme.

"Ketika saya melihat perdana menteri dengan kipah di kepalanya, saya merasa tidak enak. Ini bukan Israel yang ingin saya lihat,” katanya.

“Bagaimana bisa tempat baru ini menjadi tempat paling gelap, dikendalikan oleh ultra-Ortodoks nasionalis yang menjalankan apartheid?,” tambahnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x