Remaja Yahudi Anti-Zionis Kabur dari Israel, Ogah Wajib Militer di Pendudukan Palestina

- 17 September 2021, 07:27 WIB
Seorang remaja Yahudi Ortodoks anti-Zionis kabur dari Israel setelah dirinya menolak masuk wajib militer dan menentang pendudukan di tanah Palestina.
Seorang remaja Yahudi Ortodoks anti-Zionis kabur dari Israel setelah dirinya menolak masuk wajib militer dan menentang pendudukan di tanah Palestina. /REUTERS/Ammar Awad

PR BEKASI – Seorang pria Yahudi Ortodoks anti-Zionis berusia 21 tahun, yang melarikan diri dari Israel pada tahun 2017, memohon suaka di Inggris.

Sidang, yang dijadwalkan pada 20 September 2021 di pengadilan tingkat pertama di Manchester, Inggris akan membahas bandingnya terhadap penolakan yang ia terima pada Desember tahun lalu dari Kementerian Dalam Negeri Inggris.

Diketahui, pria yang disamarkan namanya tersebut kabur dari Israel setelah dirinya menolak mengikuti wajib militer dan mendukung berakhirnya pendudukan Israel di tanah Palestina.

Baca Juga: Taliban Diduga Keturunan Israel, Benarkah Bagian dari Suku Yahudi yang Hilang?

"Dirinya dianggap sebagai pembelot dan harus bertanggung jawab untuk menjalani hukuman penjara hingga 15 tahun jika identitasnya diktehaui," kata pengacaranya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Jumat, 17 September 2021.

Pria yang berprofesi sebagai mahasiswa tersebut mengatakan bahwa dia dengan keras menentang paham Zionis dan keberadaan Israel karena alasan agama dan politik.

Pandangan tersebut umumnya tidak diterima oleh pihak berwenang atau publik Zionis Israel yang lebih luas.

Baca Juga: Minta Israel Hormati Hak Warga Palestina, Remaja Yahudi Ini Malah Dijebloskan ke Penjara

Yahudi Ortodoks Anti-Zionis percaya bahwa mereka seharusnya tidak diizinkan untuk kembali ke tanah Palestina secara massal sampai kedatangan sang mesias.

Mereka mengatakan Gerakan Zionis adalah dosa besar karena telah mengembalikan orang-orang Yahudi ke Tanah Suci di luar kehendak Tuhan.

“Apa yang dilakukan Zionis adalah dosa dan dalam prosesnya telah secara paksa menggusur penduduk asli Palestina dan mencuri tanah mereka,” bunyi keterangan saksi yang akan digunakan sebagai bukti untuk keputusan pengadilan.

Baca Juga: Israel Larang Muslim Palestina Salat di Masjid Ibrahim, Bangsa Yahudi Diperbolehkan Beribadah di Dalamnya

Zionis diketahui telah terlibat secara terbuka dalam pencurian dan pembunuhan massal untuk menciptakan negara Israel.

Menurut pria Yahudi Ortodoks tersebut, Zionis telah memberontak melawan Tuhan dengan cara yang paling mengerikan.

“Saya takut dipaksa masuk wajib militer yang akan bertentangan dengan semua yang saya perjuangkan,” katanya.

Baca Juga: Diteror Hampir Tiap Hari oleh Pemukim Yahudi dan Tentara Israel, Warga Desa Palestina di Tepi Barat Ketakutan

“Negara Israel mempraktikkan apartheid dan secara rutin terlibat dalam kejahatan perang terhadap rakyat Palestina. Saya tidak bisa melayani di pasukan tidak bermoral yang melakukan kekejaman seperti itu setiap hari,” tambahnya.

Dia sebelumnya pernah ditangkap dan dipukuli pada 2015 saat berusia 17 tahun, oleh polisi Israel selama protes oleh komunitas Yahudi Ortodoks di Yerusalem terhadap wajib militer paksa.

Menurut pengacaranya, selama protes dan saat dalam tahanan polisi, remaja itu diborgol, didorong ke lantai, diseret dengan borgol, diludahi dan dipukuli dengan tongkat.

Dia juga disemprot dengan air sigung yang merupakan senyawa kimia berbau busuk yang dibuat oleh militer Israel dan digunakan untuk pengendalian massa.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x