Beberapa janji mereka adalah pemerintahan yang lebih inklusif, terbuka, dan menghormati hak-hak asasi warga Afghanistan terutama perempuan.
Perempuan, pada pemerintahan awal Taliban di Afghanistan, dibatasi hak-haknya.
Mereka tidak bebas bekerja, bersekolah, dan bahkan ada yang dilarang untuk keluar rumah seorang diri.
Ketika Taliban mengambil alih Afghanistan lagi, perempuan-perempuan setempat khawatir hal itu terulang.
Namun, realita yang terjadi di lapangan membuktikan kekhawatiran tersebut.
Kini Taliban tidak menempatkan satupun figur perempuan di pemerintahan.
Baca Juga: BTS Bawa Pesan Harapan untuk Generasi Mendatang, Persembahkan 'Permission To Dance' di Markas PBB
Tak hanya itu, di sekolah, Taliban juga melakukan pemisahan gender murid untuk melangsungkan pembelajaran.
Selain itu, sektor di mana perempuan boleh belajar ataupun bekerja juga dibatasi menjadi sektor medis dan pendidikan.