Eropa Terancam Dihantam Badai Super Dahsyat pada 2050, Imbas Perubahan Iklim yang Mematikan

- 23 September 2021, 13:06 WIB
Para ilmuwan memprediksi seluruh Eropa akan dihantam oleh badai super dahsyat yang mematikan jika perubahan iklim tak segera dicegah.
Para ilmuwan memprediksi seluruh Eropa akan dihantam oleh badai super dahsyat yang mematikan jika perubahan iklim tak segera dicegah. /Reuters

PR BEKASI – Para ilmuwan telah memperingatkan seluruh negara di Eropa untuk bersiap diri dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin memburuk.

Pasalnya, di tahun 2050 mendatang seluruh Eropa akan dihantam badai super dahsyat yang sangat mematikan bila perubahan iklim tak segera dicegah.

Ahli meteorologi ternama Eropa, Nadia Bloemendaal mengatakan badai besar yang menghantam Eropa pada musim panas baru-baru ini bisa menjadi pertanda cuaca ekstrem yang lebih besar akan terjadi di masa mendatang.

Baca Juga: Kapan Kiamat Internet Akibat Badai Matahari Ekstrem Terjadi?

“Eropa mungkin harus bersiap menghadapi tren cuaca baru yang mengkhawatirkan seperti banjir di Jerman musim panas ini, itu bisa menjadi permanen,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 23 September 2021.

Diketahui, banjir yang menghancurkan dan sebagian besar tidak terduga itu mempengaruhi sebagian besar Jerman dan Belgia pada Juli 2021 lalu yang menewaskan sedikitnya 180 orang.

Sementara di Prancis satu orang tewas dan 22 lainnya luka-luka dalam kebakaran hutan yang melanda bagian selatan negara itu.

Baca Juga: Diguyur Cuaca Ekstrem, 21 Pelari Marathon di China Tewas Terkena Hipotermia

Kebakaran hutan paling besar dalam sejarah Eropa itu menghanguskan sekitar 7.000 hektar di wilayah Var.

Nadia Bloemendaal telah memperingatkan badai ini adalah sinyal jelas bahwa Eropa perlu mulai beradaptasi dengan cuaca ekstrem.

Dia mengklaim cuaca ekstrem itu akan menjadi suatu hal yang sering terjadi, karena model cuaca terbaru mengungkapkan tren yang dapat membentuk kehidupan di Eropa selama 50 tahun ke depan.

Baca Juga: Badai Matahari Super Berisiko Sebabkan 'Kiamat Internet', Putuskan Jaringan Selama Berbulan-bulan

Pakar cuaca mengatakan bahwa sistem peringatan dini dan komunikasi yang memadai perlu diprioritaskan untuk menyelamatkan nyawa.

Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim adalah jantung dari cuaca ekstrem ini, dan diperkirakan akan menghancurkan Eropa di masa depan.

Nadua Bloemendaal menunjukkan bagian dunia yang saat ini tidak mengalami badai tropis, dapat melihatnya dalam 30 hingga 50 tahun ke depan.

Baca Juga: Para Astronom Peringatkan Dampak Badai Matahari: Dapat Padamkan Listrik Global hingga 2 Tahun

"Perubahan iklim adalah bahan bakar untuk badai tropis jika kita akan memiliki suhu air 30 celsius itu banyak bahan bakar untuk badai tropis untuk terus berjalan dan terus mengintensifkan," katanya.

"Ada penelitian di luar sana yang menunjukkan bahwa kita akan melihat lebih banyak badai berkekuatan super dulunya merupakan badai tropis dan telah pindah ke Eropa," tambahnya.

Dia memperingatkan skenario itu hanya diperkirakan akan bertambah buruk ketika suhu meningkat, memaksa merkuri di wilayah pesisir utara naik menjadi 27 celsius, dan karena permukaan laut terus naik.

Baca Juga: Perubahan Iklim Memburuk, Badai Petir Semakin Sering Terjadi di India dan Tewaskan Banyak Orang

Dalam laporan 2021, IPCC mengatakan tren cuaca yang terlihat di Amerika Utara, Eropa, dan Asia dengan jelas menunjukkan pengaruh manusia dalam perubahan iklim yang mendorong cuaca ekstrem.

Nadia Bloemendaal menegaskan bahwa menciptakan sistem peringatan dini yang memadai untuk memprediksi cuaca ekstrem akan menjadi kunci di masa depan.

"Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang tren cuaca dan saya ingin membuat mekanisme untuk menyelamatkan orang dari cuaca ekstrem," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x