Asal-Usul Covid-19 Makin Terungkap, Peneliti Curigai 'Keanehan' Pada Kelelawar Laos di Dekat Wuhan

- 27 September 2021, 22:45 WIB
Asal-usul Covid-19 semakin terungkap setelah peneliti mendapatkan penemuan tak biasa pada kelelawar di gua dekat Wuhan.
Asal-usul Covid-19 semakin terungkap setelah peneliti mendapatkan penemuan tak biasa pada kelelawar di gua dekat Wuhan. /EcoHealth Alliance

PR BEKASI – Asal-usul Covid-19 semakin terungkap.

Hal itu didapatkan setelah para peneliti mendapatkan penemuan tidak biasa pada kelelawar Laos di sebuah gua yang berjarak sekitar 1.600 mil dari Wuhan.

Laporan terbaru menemukan bahwa mereka membawa kerabat terdekat yang diketahui dengan SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab menyebabkan Covid-19.

Baca Juga: Peneliti Kamboja Lacak Asal-usul Covid-19, Benarkah dari Kelelawar? 

Para peneliti dari Institut Pasteur di Prancis dan Universitas Laos mengambil 645 kelelawar dari gua batu kapur di Laos utara.

Mereka kemudian menyaring kelelawar-kelelawar itu untuk virus yang terkait dengan SARS-CoV-2.

Mereka menemukan tiga virus yang mereka ciptakan, BANAL-52, BANAL-103 dan BANAL-236.

Ketiga virus itu menginfeksi kelelawar tapal kuda dan berbagi lebih dari 95 persen genom mereka secara keseluruhan dengan SARS-CoV-2.

Baca Juga: Gedung Putih Sebut Joe Biden dan Xi Jinping Telah Bahas Soal Investigasi Asal-usul Covid-19 Melalui Telepon 

Dilaporkan mereka menemukan bahwa BANAL-52 adalah 96.8 persen identik dengan SARS-CoV-2.

Ini membuat virus lebih mirip secara genetik dengan SARS-CoV-2 daripada virus lain yang diketahui.

Sebelumnya, kerabat terdekat dengan SARS-CoV-2 adalah RaTG13.

Virus itu ditemukan pada kelelawar tapal kuda pada 2013 dan berbagi 96.1 persen genomnya dengan SARS-CoV-2.

Baca Juga: China Dituduh Halangi AS Selidiki Asal-usul Covid-19, Joe Biden Murka: Dunia Layak Mendapatkan Jawaban 

Ketiga virus yang baru ditemukan itu lebih mirip dengan SARS-CoV-2 di bagian penting dari genom mereka, receptor-binding domain (RBD), daripada virus lainnya.

RBD sendiri adalah bagian dari virus yang memungkinkan mereka untuk mengikat sel inang.

Pada SARS-CoV-2, RBD berikatan dengan reseptor ACE2 dalam sel manusia, dan reseptor tersebut digunakan oleh virus sebagai pintu gerbang ke dalam sel.

Studi baru juga menemukan bahwa BANAL-52, BANAL-103 dan BANAL-236 dapat mengikat ACE2 dan menggunakannya untuk memasuki sel manusia.

Baca Juga: China Kecam Upaya Politisasi AS Sebelum Laporan Asal-Usul Covid-19 Dirilis 

Para peneliti mengatakan bahwa kandidat lain yang diusulkan sebagai nenek moyang SARS-CoV-2 yang ditemukan pada kelelawar, termasuk RaTG13, tidak dapat melakukan ini.

Mereka mengatakan bahwa tiga virus yang baru ditemukan dapat mengikat ACE2 serta strain awal SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan.

Temuan baru menambah bukti yang ada bahwa SARS-CoV-2 lebih mungkin berasal dari alam, daripada berasal dari laboratorium Wuhan, seperti yang telah disarankan sebelumnya.

Para peneliti menulis dalam makalah mereka, yang belum ditinjau sejawat, bahwa urutan yang sangat dekat dengan strain awal SARS-CoV-2 ada di alam.

Baca Juga: China Terdesak, WHO Minta Para Ahli Bergabung Bantu Penyelidikan Asal-usul Covid-19 

Hal tersebut dikatakan oleh Edward Holmes, ahli biologi evolusioner di Universitas Sydney, yang tidak terlibat dalam penelitian

“Domain pengikat reseptor SARS-CoV-2 tampak tidak biasa ketika pertama kali ditemukan karena hanya ada sedikit virus untuk dibandingkan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Senin, 27 September 2021.

“Sekarang kami mengambil sampel lebih banyak dari alam, kami mulai menemukan bagian-bagian yang terkait erat dari urutan gen ini,” tambahnya.

Penulis makalah mengatakan temuan mereka mendukung hipotesis bahwa SARS-CoV-2 dihasilkan dari rekombinasi urutan virus yang ada pada kelelawar tapal kuda.

Baca Juga: CIA Berhasil Dapatkan Data Genetik Laboratorium Wuhan, Xi Jinping Gelisah Asal- usul Covid-19 Terungkap 

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk lebih memahami asal-usul SARS-CoV-2 untuk menunjukkan kapan situs furin diperkenalkan.

Jika terbukti benar, penemuan itu juga menimbulkan kekhawatiran bahwa ada banyak virus corona seperti Covid-19 yang berpotensi menginfeksi manusia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah