China Krisis Energi, Batasi Emisi HFC-23 yang Pengaruhi Gas Rumah Kaca dan Perbanyak Pasokan Listrik Batubara

- 28 September 2021, 12:33 WIB
China telah berjanji untuk membatasi emisi produksi zat pendingin yang membengkakkan gas rumah kaca.
China telah berjanji untuk membatasi emisi produksi zat pendingin yang membengkakkan gas rumah kaca. /REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

PR BEKASI - China telah berjanji untuk membatasi emisi produksi zat pendingin yang membengkakkan gas rumah kaca.

Yang mana Beijing menghadapi tekanan untuk menghapus HFC-23 dalam kewajibannya di bawah Amandemen Kigali Protokol Montreal tentang zat perusak ozon, yang mulai berlaku di China pada bulan ini.

"China akan mengambil tindakan untuk mengendalikan emisi HFC-23, gas rumah kaca kuat yang diciptakan selama produksi refrigeran," kata Kementerian Lingkungan China, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 28 September 2021.

Baca Juga: China Desak AS Berhenti Menindas Negara Lain dengan Dalih Demokrasi, Marah Gegara Kasus Bos Huawei?

Dikenal sebagai trifluoromethane, HFC-23 adalah salah satu dari 18 jenis hidrofluorokarbon yang secara bertahap dilarang di bawah tindakan tersebut.

Karena hidrofluorokarbon ini adalah produk sampingan dari HCFC-22, yaitu refrigerant yang diproduksi secara luas di China, meskipun ilegal di Eropa.

Seorang pejabat Kementerian Ekologi dan Perlindungan Lingkungan mengatakan bahwa 19 pembuat HCFC-22 China harus memasang teknologi pembuangan HFC-23 yang disetujui dan menyerahkan data emisi tahunan ke PBB.

Baca Juga: Pemerintah China Hapus Ultraman Tiga dari Televisi, Diduga Mengandung Unsur Kekerasan

"Mereka juga akan didorong untuk menangkap dan menggunakan HFC-23 sebagai bahan baku, untuk menjauhkannya dari atmosfer," kata pejabat.

Sementara di timur laut China saat ini sedang mengalami krisis listrik yang parah.

Sehingga seorang pejabat senior menghadapi tekanan yang meningkat dari warga yang khawatir.

Baca Juga: China Kurangi Aborsi Untuk Tujuan Non-Medis, Tingkatkan Kesehatan Reproduksi Wanita

Dengan meningkatkan impor batu bara dan cepat agar lampu tetap menyala, pabrik tetap buka, dan bahkan pasokan air mengalir.

"Dengan kekurangan listrik yang dipicu oleh sedikitnya pasokan batu bara yang melumpuhkan sebagian besar industri," kata gubernur provinsi Jilin.

Dia juga menyerukan lonjakan impor batu bara, sementara asosiasi perusahaan listrik mengatakan bahwa pasokan sedang diperluas dengan biaya berapapun.

Baca Juga: Perusahaan Afiliasi Raksasa Baja dan Nikel China Akan Bangun Pabrik Lithium di Sulawesi Senilai Rp5 Triliun

Sementara organisasi berita dan media sosial memuat laporan dan posting yang mengatakan bahwa kurangnya daya di timur laut telah mematikan lampu lalu lintas, lift perumahan dan jangkauan telepon seluler 3G serta memicu penutupan pabrik.

Sebuah utilitas di Jilin bahkan memperingatkan kekurangan listrik dapat mengganggu pasokan air kapan saja.

Dewan Listrik China, yang mewakili pemasok listrik negara itu, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin bahwa perusahaan listrik tenaga batu bara  sedang memperluas saluran pengadaan mereka dengan biaya berapa pun untuk menjamin panas pada musim dingin dan pasokan listrik.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x