Jurnalis Filipina dan Rusia Sabet Penghargaan Nobel Sejak Terakhir 1935, Dobrak Kekejaman Penguasa

- 9 Oktober 2021, 06:52 WIB
Dua jurnalis asal Filipina dan Rusia berhasil mendobrak sistem demokrasi di negaranya hingga menyabet penghargaan nobel.
Dua jurnalis asal Filipina dan Rusia berhasil mendobrak sistem demokrasi di negaranya hingga menyabet penghargaan nobel. /Engin_Akyurt/Pixabay

Saat itu Carl berhasil mengungkapkan program persenjataan rahasia negaranya pascaperang.

"Jurnalis bebas, independen, dan berbasis fakta berfungsi untuk melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan, dan propaganda perang," kata Reiss-Andersen.

Ressa merupakan pendiri situs Jurnalisme Investigasi Rappler, yang memfokuskan karyanya pada perang kontoversial dan kekerasan yang dilakukan Presiden Filipina Rodrigo Duterto terhadap pengedar narkoba.

Sementara Muratov adalah pendiri surat kabar Rusia Novaga Gazeta pada tahun 1993 dan telah memimpin redaksi selama 24 tahun.

Baca Juga: Tiga Penemu Teori Black Hole Menangi Nobel Fisika 2020, 50 Tahun Jawab Keraguan Albert Einstein 

Medianya adalah salah satu media independen di Rusia dan telah menyaksikan pembunuhan enam orang Jurnalis.

Tahun lalu penghargaan ini diberikan kepada program pangan dunia untuk memerangi kelaparan dan kerawanan pangan di seluruh dunia.

Penghargaan ini di sertai dengan mendali emas dan uang sebesar 10 juta kronor Swedia atau setara Rp1,6 triliun.

Hadiah ini berasal dari warisan pendiri Swedia Alfred Nobel yang meninggal pada tahun 1895.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x