Hasil Uji Klinis di 13 Negara Ungkap Obat Covid-19 AstraZeneca Diklaim Efektif Kurangi Kematian

- 12 Oktober 2021, 06:29 WIB
Ilustrasi obat Covid-19. Hasil uji klinis yang dilakukan di 13 negara mengungkapkan bahwa obat Covid-19 AstraZeneca diklaim efektif mengurangi kematian.
Ilustrasi obat Covid-19. Hasil uji klinis yang dilakukan di 13 negara mengungkapkan bahwa obat Covid-19 AstraZeneca diklaim efektif mengurangi kematian. /mmmCCC/Pixabay

 

PR BEKASI - Sejumlah produsen vaksin Covid-19 tengah melakukan uji klinis terhadap Obat Covid-19 buatannya.

Salah satunya yakni AstraZeneca, membuat obat Covid-19 untuk mencegah penularan Covid-19 di masyarakat.

Obat Covid-19 AstraZeneca diklaim dapat membantu mengurangi risiko penyakit parah atau kematian dalam uji klinis tahap akhir.

Hal tersebut disampaikan perusahaan farmasi Inggris itu pada Senin, 11 Oktober 2021.

Baca Juga: Malaysia Berencana Akan Beli Obat Covid-19 Merck, Negosiasi Sudah Dimulai oleh Menteri Kesehatan

Menurut laporan bahwa obat Covid-19 itu adalah campuran dua antibodi yang disebut AZD7442.

Diklaim mengurangi risiko Covid-19 parah atau kematian hingga 50 persen pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan gejala selama tujuh hari atau kurang, memenuhi tujuan utama penelitian.

Terapi suntik AstraZeneca ini menjanjikan baik sebagai obat pencegahan maupun sebagai pengobatan untuk Covid-19 setelah beberapa uji coba. Ini dirancang untuk melindungi orang yang tidak memiliki respons kekebalan cukup kuat terhadap vaksin.

"Hasil positif ini menunjukkan bahwa dosis intramuskular AZD7442 yang nyaman dapat memainkan peran penting dalam membantu memerangi pandemi," kata Hugh Montgomery, peneliti utama uji coba, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 12 Oktober 2021.

Baca Juga: Studi Terbaru Klaim Obat Covid-19 Buatan Merck Efektif Lawan Varian Delta, Pemerintah AS Belum Beri Izin Edar

Terapi serupa yang dibuat dengan kelas obat antibodi monoklonal sedang dikembangkan oleh Regeneron, Eli Lilly dan GlaxoSmithKline bersama Vir.

Terapi ini disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat untuk mengobati Covid-19 ringan hingga sedang.

AstraZeneca, yang vaksin Covid-19-nya telah digunakan secara luas, pekan lalu meminta regulator AS memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk AZD7442 sebagai terapi pencegahan.

AstraZeneca mengirimkan data dari berbagai studi AZD7442 ke regulator kesehatan global, kata seorang juru bicara, Senin.

"Kami akan melanjutkan diskusi dengan regulator seputar data baru ini," katanya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Maraknya Hoaks soal Obat Covid-19 di Indonesia

Uji coba berlangsung di 13 negara dan melibatkan lebih dari 900 peserta dewasa, dengan setengahnya menerima AZD7442 dan sisanya plasebo.

Pihak AstraZeneca juga ungkap bahwa hasil uji coba lengkap akan diserahkan untuk dipublikasikan dalam jurnal peer-review.

AZD7442 mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk menahan virus jika terjadi infeksi.

Sebaliknya, vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan dan sel penangkal infeksi.

"Intervensi dini dengan antibodi kami dapat memberikan pengurangan yang signifikan dalam perkembangan penyakit parah, dengan perlindungan berkelanjutan selama lebih dari enam bulan," kata Mene Pangalos, wakil presiden eksekutif di AstraZeneca.

Baca Juga: Susu Bear Brand Diyakini Bisa Sembuhkan Covid-19, Dokter Faheem Younus: Susu Ini Bukan Obat Covid-19

Sementara hasil Senin mencakup penggunaan AZD7442 pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, percobaan terpisah juga mempelajari penggunaannya sebagai pengobatan untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Perawatan koktail atau campuran antibodi lainnya untuk infeksi Covid-19 telah menunjukkan berbagai tingkat keberhasilan. Terapi Regeneron menunjukkan perlindungan 72 persen terhadap infeksi simtomatik pada minggu pertama, dan 93 persen setelah itu.

GSK-Vir menunjukkan penurunan 79 persen dalam risiko rawat inap atau kematian karena sebab apa pun, sementara terapi Lilly menunjukkan penurunan virus 70 persen pada hari ketujuh dibandingkan dengan plasebo.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x