Media Asing Soroti Maraknya Hoaks soal Obat Covid-19 di Indonesia

- 20 Juli 2021, 09:38 WIB
Media asing asal Singapura, Channel News Asia menyoroti bertebarannya informasi hoax terkait obat Covid-19 di Indonesia.
Media asing asal Singapura, Channel News Asia menyoroti bertebarannya informasi hoax terkait obat Covid-19 di Indonesia. /ANTARA/Anis Efizudin

PR BEKASI – Salah satu media asing asal Singapura, Channel News Asia menyoroti bertebarannya informasi hoax terkait obat Covid-19 di Indonesia.

Hal tersebut seperti yang tercantum dalam artikel berjudul “Indonesians turn to healthy drinks and food as COVID-19 rages, but authorities warn of misinformation” yang terbit pada Selasa, 20 Juli 2021.

Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa saat ini masyarakat Indonesia banyak yang menimbun berbagai berbagai makanan dan minuman yang dianggap ampuh mengobati Covid-19.

Baca Juga: Israel Produksi Obat Semprot Covid-19, Dinilai Ampuh Lawan Varian Alpha dan Gamma

“Dari susu steril hingga kelapa hijau, masyarakat Indonesia telah menimbun minuman sehat, makanan, dan rempah-rempah saat beban kasus Covid-19 meningkat tajam,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia.

Informasi hoax yang mengklaim bahwa berbagai makanan dan minuman tersebut efektif dalam mencegah dan mengobati Covid-19 telah menjamur di berbagai aplikasi berbagi pesan dan media sosial.

Akibat permintaan tinggi dari berbagai barang tersebut membuat harganya melonjak untuk beberapa di antaranya.

Baca Juga: Cek Fakta: Bawang Putih Dipercaya Bisa Dijadikan Obat Covid-19, Ini Faktanya

Namun, para ahli menyatakan keprihatinan atas potensi efek samping dari konsumsi berlebihan makanan dan minuman ini.

Hal tersebut seperti dikatakan oleh Dr Siti Nadia Tarmizi yang merupakan Direktur Pencegahan dan Pencegahan Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dirinya khawatir orang-orang mungkin lalai dalam mematuhi protokol kesehatan karena mereka percaya bahwa mereka terlindungi dengan makanan dan minuman yang mereka anggap sebagai obat Covid-19.

Baca Juga: Ivermectin Jadi Obat Terapi Covid-19 Tanpa Bukti Klinis, dr. Pandu Riono: Jangan Konsumsi Obat Cacing!

“Masyarakat telah mendapatkan informasi yang salah tentang barang-barang ini dengan beberapa mengklaim bahwa mereka dapat menyembuhkan Covid-19 atau setidaknya mencegah orang terinfeksi atau menyembuhkan beberapa gejala,” katanya.

Siti Nadia Tarmizi mengatakan sampai saat ini masih belum ada uji klinis yang membuktikan bahwa berbagai makanan dan minuman tersebut ampuh untuk mengobati Covid-19.

“Belum ada uji klinis yang menunjukkan bahwa mereka efektif dalam mencegah, apalagi menyembuhkan, Covid-19,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Pasok 'Obat' Covid-19 Tanpa Bukti Ilmiah, Epidemiolog: Perlu Dihabiskan karena Terlanjur Dibeli

Dirinya menambahkan Kementerian Kesehatan telah berulang kali memperingatkan masyarakat agar tidak menimbun barang-barang ini.

Selain itu, dirinya juga mengatakan masyarakat akan mengalami resiko kesehatan yang buruk jika mengkonsumsi makanan dan minuman tersebut secara berlebihan

“Beberapa dari barang-barang ini memang memiliki beberapa nilai gizi yang dapat meningkatkan kekebalan. Namun, mengkonsumsinya secara berlebihan dapat memiliki efek samping,” katanya.

Baca Juga: Oseltamivir-Azithromycin Tak Lagi Jadi 'Obat' Wajib Pasien Covid-19, Ini Penjelasannya

Namun, tampaknya pesan itu tidak didengar oleh sebagian orang sehingga hal tersebut masih terjadi hingga saat ini.

Menanggapi hal tersebut, Dr Hermawan Saputra dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan masyarakat semakin putus asa untuk melindungi diri sehingga akhirnya mendorong perilaku seperti itu.

“Pandemi telah berkecamuk selama satu setengah tahun, dan orang-orang melihat kasus Covid-19 melonjak di luar kendali. sistem perawatan kesehatan kewalahan dan tidak ada tanda-tanda pandemi akan berakhir,” katanya.

Baca Juga: WHO Beri Rekomendasi Obat Roche dan Sanofi untuk Kurangi Risiko Kematian Covid-19

“Pada tahap ini, semakin banyak orang merasa perlu untuk melindungi diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Sayangnya bagi sebagian orang, ini berarti mereka akan percaya pada apapun,” tambahnya.

Dr. Pandu Riono, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia mengatakan, meski memiliki nilai gizi, makanan ini mudah tergantikan oleh makanan lain.

“Menimbun mereka tidak ada gunanya. Cara terbaik untuk melindungi diri dari tertular Covid-19 adalah dengan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, menghindari keramaian dan mencuci tangan secara teratur,” katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x