Network
PR BEKASI - Seorang petani di Inggris geram usai 'terciprat' korotan manusia yang diduga jatuh dari pesawat.
Insiden jatuhnya kotoran manusia dari pesawat ini terjadi di Windsor, Inggris pada pertengahan Juli lalu.
Petani itu mengeluhkan pesawat yang membuang kotoran manusia di kebun kepada anggota dewan setempat.
Baca Juga: Saat Bersihkan Kebun, Penjaga Kastil Inggris Dihujani Kotoran Manusia Dari Pesawat
Keluhannya kemudian disampaikan oleh Karen Davis, anggota dewan Clewer East di forum penerbangan Royal Borough of Windsor dan Maidenhead pada pekan lalu.
Davis menjelaskan, kejadian itu merupakan pengalaman yang sangat tidak mengenakan bagi petani itu.
Pasalnya, kebun itu dicecari kotoran manusia dari pesawat yang hendak menuju Bandara Heathrow.
Baca Juga: India Tak Seindah Film Bollywood, Pantai Dipenuhi Kotoran Manusia Akibat Kekurangan Toilet Umum
Kendati demikian, Davis menyampaikan bahwa dia hanya mengetahui adanya laporan mengenai limbah beku yang dibuang, bukan kotoran manusia.
Namun, anggota dewan Eton & Castle dan ketua forum penerbangan, John Bowden menyebut bahwa cuaca hangat bisa mencairkan limbah yang beku.
Oleh karena itu, dia berasumsi bahwa benda yang berceceran di kebun petani itu bukanlah kotoran manusia, melainkan limbah beku.
Baca Juga: Ahok Disebut Pernah Dikasih Kotoran Manusia Seperti M Kece, Ahmad Dhani: Kan Sebenarnya Sama
Dia juga menyebut probabilitas seseorang tertimpa kotoran manusia adalah 'satu dari satu miliar'.
Akan tetapi, anggota dewan Paroki Winkfield, Geof Paxton yang pernah menjajal industri penerbangan selama 40 tahun memberikan argumentasinya.
"Kami dulu memiliki masalah dengan es biru (kotoran manusia beku dan desinfektan toilet) pada saat kedatangan, tapi itu karena toiletnya bocor," ujarnya dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Independent pada Senin, 25 Oktober 2021.
Di sisi lain, petani itu sempat menghubungi maskapai dari pesawat terkait.
Awalnya, pihak maskapai membantah bahwa pesawat mereka pernah melintas di daerah tersebut.
Akan tetapi, pihak maskapai akhirnya mengakui insiden tersebut usai pesawat mereka berhasil teridentifikasi melalui aplikasi pelacakan penerbangan.***
