Putri Mako Tinggalkan Keluarga demi Cinta, Aturan soal Menikah dengan Rakyat Biasa Ancam Kekaisaran Jepang

- 26 Oktober 2021, 09:00 WIB
Putri Mako dan Kei Komuro akan menikah pada hari ini Selasa, 26 Oktober 2021. Aturan terkait pernikahan dengan rakyat biasa disebut bisa membuat anggota keluarga kekaisaran Jepang semakin sedikit.
Putri Mako dan Kei Komuro akan menikah pada hari ini Selasa, 26 Oktober 2021. Aturan terkait pernikahan dengan rakyat biasa disebut bisa membuat anggota keluarga kekaisaran Jepang semakin sedikit. /Reuters

PR BEKASI - Setelah ditunda selama 3 tahun, Putri Mako dan Kei Komuro akan melangsungkan pernikahaan pada hari ini Selasa, 26 Oktober 2021.

Pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro akan digelar tanpa resepsi maupun ritual tradisional Jepang lainnya.

Bahkan Putri Mako akan melepaskan hak istimewa dan gelarnya sebagai putri kekaisaran Jepang setelah resmi dipersunting Kei Komuro.

Baca Juga: Putri Mako Nikahi Kei Komuro Warga Biasa, Rela Tinggalkan Kekaisaran Jepang hingga Tak Naik Tahta

Pasalnya, aturan kekaisaraan Jepang pasca perang menetapkan anggota keluarga yang menikahi rakyat biasa harus melepas status kebangsawanannya.

Seperti yang diketahui, hubungan Putri Mako dan Kei Komuro hingga saat ini masih mendapat tentangan keras dari rakyat Jepang.

Pada Desember 2017, media Jepang pernah membongkar skandal Kei Komuro dan ibunya yang disebut-sebut mempunyai masalah utang piutang.

Baca Juga: Ini Alasan Rakyat Jepang Menentang Putri Mako dan Kei Komuro Menikah Hari Ini, Disebut Pernikahan Terkutuk

Kendati diterpa isu tak sedap, Putri Mako tetap bersikukuh untuk menikah dengan Kei Komuro.

"Dia keras kepala dan sensitif, serta memiliki keinginannya sendiri," kata Kaori Shoji, seorang penulis esai, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari The Daily Beast pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Putri Mako menambah rentetan perempuan di kekaisaran Jepang yang memilih untuk meninggalkan keluarga demi cinta.

Baca Juga: Tak Direstui Rakyat, Putri Mako dari Jepang dan Kei Komuro Tetap Menikah Hari Ini

Setelah menikah, hanya akan ada 17 anggota keluarga kekaisaran yang tersisa.

Aturan terkait pernikahan dengan rakyat biasa ini berisiko membuat anggota keluarga kekaisaran semakin sedikit.

Kaori Shoji menilai aturan tersebut dapat menjadi indikasi perpecahan generasi.

Baca Juga: Putri Mako dari Jepang Lepas Status Bangsawan demi Cinta, Rela Bayar Rp19 Miliar untuk Dinikahi Rakyat Jelata

"Persatuan itu tampaknya menjadi duri bagi sebagian besar orang berusia di atas 60 tahun, yang telah lama mengidolakan mantan Permaisuri Michiko," katanya.

"Untuk generasi yang lebih tua dari Jepang, Michiko-sama mewakili semua yang indah tentang wanita Jepang," tutur dia.

"Pernikahan pada usia yang tepat untuk melahirkan anak, mengorbankan kehidupan pribadinya untuk menegakkan tradisi, dan mendukung suaminya untuk selamanya," sambungnya.

Baca Juga: Bagaimana Nasib Putri Mako dari Jepang Setelah Menikah dengan Rakyat Jelata?

Sedangkan Putri Mako, menurut Shoji, bukanlah tipe perempuan yang sama seperti neneknya.

"Singkatnya, dia adalah seorang wanita muda modern yang tidak peduli dengan pengorbanan dan melahiran anak BS yang menjadi penentu nasib wanita di rumah tangga kekaisaran," ujarnya.

"Dia juga tampaknya tidak ragu untuk meninggalkan negara, keluarga, dan garis keturunannya untuk berada di New York bersama pria yang dicintainya," lanjutnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: The Daily Beast


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x