PR BEKASI - Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China masih nampak.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 2 Desember 2021, AS dan China terlibat dalam perlombaan senjata hipersonik.
Dikabatkan AS dan China tengah mengembangkan senjata paling mematikan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall pada Selasa, 30 November 2021 lalu.
Baca Juga: China Bantah Jerat Negara Miskin dengan Utang, Bandara di Uganda Tak Jadi 'Disita'?
"Ada perlombaan senjata, tidak harus untuk peningkatan jumlah, tetapi untuk peningkatan kualitas," kata Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall.
Ia juga mengakui bahwa perlombaan senjata AS dan China sudah berlangsung cukup lama.
"Ini adalah perlombaan senjata yang telah berlangsung cukup lama.
China telah melakukannya dengan sangat agresif," katanya.
Pada Oktober 2021 lalu, Kepala Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Mark Milley, mengonfirmasi tes senjata hipersonik China.
Sebelumnya, para ahli militer menunjukkan perhatian Beijing terhadap sistem yang mengorbit Bumi yang dirancang untuk menghindari pertahanan rudal AS
Sementara, Pentagon telah mengadakan beberapa tes senjata hipersonik dengan keberhasilan yang beragam.
Tak hanya itu, pada Oktober 2021 lalu, Angkatan Laut AS berhasil menguji motor roket pendorong.
Roket pendorong tersebut akan digunakan untuk menggerakkan kendaraan peluncur yang membawa senjata hipersonik ke atas.
Senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 kilometer per jam.
"Ini tidak berarti kami tidak melakukan apa-apa, tetapi kami belum melakukan cukup banyak," katanya.
"Saya suka A-10. C-130 adalah pesawat hebat yang sangat mampu dan sangat efektif untuk banyak misi.
Baca Juga: Selebgram China Bunuh Diri saat Live Streaming, Abu Jenazahnya Dicuri untuk Praktik Pernikahan Roh
MQ-9 sangat efektif untuk kontra-terorisme dan sebagainya.
Mereka masih berguna, tapi tidak satu pun dari hal-hal ini yang menakut-nakuti China," katanya, menambahkan.***