Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang sama besarnya dengan asteroid raksasa atau letusan gunung berapi besar-besaran.
Tak sampa di situ, pemanasan global juga dapat menyebabkan efek krisis keanekaragaman hayati, spesies invasif yang memusnahkan tanaman atau hewan asli, dan penyakit akibat perdagangan manusia.
Diketahui, saat ini manusia berkontribusi dalam mendorong 500 mamalia, burung, reptil dan amfibi ke jurang kepunahan.
Karena berbagai pertimbangan tersebut, Profesor Paul Ehrlich dari Universitas Stanford meyakini bahwa Bumi sedang menuju peristiwa kepunahan massal keenam.
“Kepunahan massal hanyalah salah satu dari ancaman eksistensial yang saling terkait dihadapi Bumi, yang lainnya termasuk gangguan iklim, racun global, perang nuklir,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 6 Januari 2022.
Baca Juga: Jadwal Persib Bandung Seri Keempat BRI Liga 1 pada Januari 2022, Ada Big Match Lawan Bali United
“Terlalu banyak orang dan yang lebih kaya dari mereka mengonsumsi terlalu banyak, semuanya diperburuk oleh jenis kelamin, ras, dan ketidakadilan ekonomi,” ujarnya menambahkan.
Para ahli juga telah memperingatkan bahwa sebagian besar hewan yang pada saat ini ditetapkan sebagai terancam punah akan benar-benar punah pada abad berikutnya.
Selain itu, tingkat kepunahan spesies yang terlihat saat ini jauh lebih cepat daripada yang pernah terlihat sejak zaman dinosaurus jutaan tahun lalu.