PIKIRAN RAKYAT – Gerakan separatis umunya berbasis nasionalisme atau kekuatan religius. Gerakan separatis ini merupakan upaya untuk memisahkan dirinya dari suatu wilayah atau kelompok sebelumnya.
Setelah sempat mengalami zona krisis euro, gerakan separatis mulai bermunculan di Eropa. Gerakan ini muncul tidak hanya dipicu oleh kondisi ekonomi dan politik melainkan berbagai faktor seperti agama yang terjadi di Irlandia.
Maraknya gerakan-gerakan separatis membuat sejumlah pemerintah di negara-negara Eropa membuat kebijakan sebagai langkah antisipasi untuk menjaga wilayahnya dari risiko yang mengancam ketenteraman negara, salah satunya Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja mengungkapkan langkah-langkah yang siap diambil oleh pemerintah untuk memerangi gerakan separatis di negaranya.
Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Radio France International, menyebut langkah yang diambil Macron salah satunya dengan membatasi jumlah imam yang berasal dari luar Prancis dan memperketat dana yang diberikan untuk pengelolaan masjid.
Macron menjelaskan pemerintah bersikeras untuk meminimalisir pengaruh asing terhadap budaya islam yang ada di Prancis dengan berhenti menerima imam-imam yang dikirim dari negara-negara seperti Turki dan Aljazair.
Sebagai gantinya, pemerintah akan memfasilitasi pelatihan bagi penerus imam-imam di Prancis.
Imam yang berasal dari luar Prancis yang kini sudah tinggal dan bertugas sebagai imam akan tetap diizinkan berada di Prancis untuk menyelesaikan masa jabatannya.