Farahani menuduh pemerintah lambat mengumumkan wabah itu. Menurut dia, kota itu tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menangani krisis, menurut kantor berita ILNA.
Baca Juga: Unggah Foto USG, Kesha Ratuliu Tegar Hadapi Sakitnya hingga Ajak Netizen Lakukan Pencegahan Dini
Jahanpur menampik angka 50 orang yang tewas itu sebagai kabar yang "sangat bohong".
"(Farahani red.) tidak punya hak menyatakan pandangan tentang masalah ini, dia juga tidak punya informasi," kata Jahanpur.
Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi, dalam konferensi pers di televisi negara, menyatakan ia akan mengundurkan diri jika jumlah korban jiwa di Qom bahkan mencapai seperempat dari 50.
Baca Juga: Kondisi Terkini 11 Titik di Bekasi yang Terendam Banjir, Akses Warga Terhambat
Pertentangan soal data di antara para pejabat itu menyoroti kritik terhadap cara pemerintah menangani penyebaran virus corona di Iran. 'Hujan' kritik itu berasal dari kalangan pejabat maupun warga negara Iran, yang menyampaikannya secara daring.
Sementara itu, kepala operasi antipenyelundupan narkoba di provinsi Teheran mengatakan sekitar 10.500 pecandu narkoba sudah dikarantina di pusat-pusat perawatan di Teheran.
"Untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona di antara para pecandu, pusat perawatan tidak akan melepaskan atau menerima pasien baru sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," kata Mostafa Hadizadeh.