Pria Berjenggot dan Bergamis Dipukuli di India

- 28 Februari 2020, 13:56 WIB
Bentrok di ibukota India, New Delhi, tewaskan lima orang dan 90 lainnya terluka
Bentrok di ibukota India, New Delhi, tewaskan lima orang dan 90 lainnya terluka /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Mohammad Zubair (37) sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah masjid lokal di timur laut New Delhi dan menjumpai kerumunan orang. Dia berbalik ke jalan bawah tanah untuk menghindari keributan namun ternyata tindakannya itu salah.

"Mereka melihat saya sendirian, mereka melihat topi saya, jenggot, shalwar kameez (pakaian) dan melihat saya sebagai seorang Muslim," kata Zubair dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters.

“Mereka baru saja mulai menyerang, meneriakkan slogan-slogan. Kemanusiaan macam apa ini?,” ungkap Zubair.

Baca Juga: Sering Digunakan untuk Lalap, Ternyata Daun Pepaya Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan

Dalam hitungan detik, pria itu meringkuk di tanah dikelilingi oleh belasan pemuda, yang mulai memukulinya dengan tongkat kayu dan batang logam.

Darah mengalir dari kepalanya, menebarkan pakaiannya, pukulan itu semakin menjadi, dia pikir dia akan mati.

Rupanya massa itu berasal dari pemrotes di dekat Ibukota New Delhi, India. para pemrotes Muslim dan Hindu telah bertempur selama berjam-jam. Memukul dengan benda keras, melempar batu dan bom bensin primitif yang menyebabkan kebakaran di beberapa titik.

Baca Juga: Arab Saudi Hentikan Akses Umrah, DPR: Jangan Rugikan Jemaah secara Materi

Pemandangan massa yang berteriak dengan membawa slogan-slogan pro-Hindu tiba-tiba menyalakan seseorang yang tidak bersenjata, tampaknya karena ia seorang Muslim, adalah tanda bahwa ketegangan yang meningkat antara anggota dua agama dominan India mungkin sulit untuk ditahan.

Keresahan tersebut dimulai sejak Desember dengan disahkannya undang-undang di India terkait kewarganegaan anti-Muslim.

banyak dari beberapa negara tetangga mengkritik karena dianggap diskriminatif terhadap umat Islam.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Alat P3K yang Wajib Dibawa saat Hiking

Bharatiya Janata Party (BJP) nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan undang-undang kewarganegaraan baru ini diperlukan untuk melindungi minoritas yang dianiaya dari Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan, dirinya menyangkal adanya bias terhadap Muslim India.

Juru bicara BJP Tajinder Pal Singh Bagga menyangkal hal tersebut, ia mengatakan bahwa partainya tidak mendukung segala bentuk kekerasan, termasuk serangan terhadap Zubair.

"Ini seratus persen direncanakan," katanya.

Baca Juga: Arab Saudi Tutup Akses Masuk Jemaah Umrah karena Virus Corona, Jokowi: Kami Hormati Keputusan Itu

Bagga menambahkan bahwa kebijakan yang ia buat tidak ada hubungannya dengan kekacauan yang saat ini terjadi.

Namun Reuters tidak memiliki bukti bahwa protes telah direncanakan sebelumnya.

Bagga mengatakan bahwa pemerintah federal, yang mengendalikan polisi Delhi akan bergerak untuk mengerahkan pasukan paramiliter untuk mengendalikan situasi.

Baca Juga: Manohara Buka Suara Soal Kabar Pindah Agama

"Saya percaya dalam 24 jam semuanya akan baik-baik saja," tambahnya.

Sementara itu, setelah sedikitnya 24 korban tewas dan ratusan lainnya terluka, pada Rabu, 26 Februari 2020 lalu Modi meminta warga Delhi untuk tenang.

Undang-undang kewarganegaraan di balik kerusuhan ini adalah salah satu dari beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah Modi sejak pemilihannya kembali yang telah lebih mengutamakan mayoritas Hindu.

Baca Juga: Banjir Landa Sejumlah Daerah di Indonesia, Berikut 4 Aplikasi untuk Memantau Bencana

Posisi Modi sebagai menteri utama negara bagian Gujarat memicu kerusuhan terburuk dalam sejarah independen India yang terjadi di sana pada tahun 2002 yang telah lama memicu ketidakpercayaan di antara beberapa Muslim.

Hingga 2.500 orang, sebagian besar Muslim, tewas dalam kerusuhan yang dipicu setelah 59 peziarah Hindu dibakar hingga mati ketika kereta api mereka dibakar oleh orang-orang yang diduga Muslim.

Sebelum bentrokan pekan ini di New Delhi, 25 orang tewas dalam pertempuran antara pemrotes dan polisi di seluruh negeri.

Baca Juga: Jaga Pola Makan hingga Kelola Stress agar Tetap Sehat di Musim Hujan

Jumlah itu sekarang hampir dua kali lipat setelah dua hari pembakaran, penjarahan, pemukulan dan penembakan di bagian timur laut New Delhi.

Polisi Delhi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa malam bahwa mereka melakukan segala upaya untuk menahan bentrokan dan mendesak orang untuk menjaga perdamaian.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x