Pasalnya, reputasi sains China dapat rusak bila diketahui virus tersebut bersala dari laboratorium mereka.
"Debat lebih lanjut akan merugikan sains secara umum dan sains di China pada khususnya. Hal itu dapat merusak harmoni internasional,” katanya.
Dalam email tersebut, Sir Jeremy mengatakan bahwa ilmuwan lain juga percaya bahwa virus tersebut tidak mungkin berevolusi secara alami.
“Saya meyakini 70:30 atau 60:40 kalau virus itu telah bocor dari laboratorium Wuhan, baik disengaja maupun tidak,” katanya.
Namun, pada email yang dikirimnya pada 4 Ferbuari 2020, Sir Jeremy malah merevisi perkiraannya tentang menjadi 50:50, sementara Profesor Eddie Holmes dari Universittas Sydney, memberikan perkiraan 60:40 yang meyakini kebocoran yang tidak disengaja.
Email tersebut juga menunjukkan bahwa Bob Garry, dari Universitas Texas dan Profesor Andrew Rambaut dari Universitas Edinburgh tidak yakin bahwa Covid-19 muncul secara alami.
“Ini hal yang tidak biasa. Saya pikir satu-satunya orang dengan informasi yang cukup atau akses ke sampel untuk mengatasinya adalah tim yang bekerja di laboratorum Wuhan,” katanya.
Lembaga yang memegang email telah berulang kali menolak upaya untuk mempublikasikan konten mereka.