Amerika Serikat Akan Uji Coba Vaksin Antivirus Corona kepada Manusia

- 17 Maret 2020, 08:39 WIB
TABUNG tes berisi sampel darah positif mengandung virus corona, 29 Januari 2020.*
TABUNG tes berisi sampel darah positif mengandung virus corona, 29 Januari 2020.* /DADO RUVIC/REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat mulai melakukan uji coba klinis vaksin antivirus corona.

Bukan hanya di Amerika Serikat, berbagai negara juga tebgah melakukan pengendalian membatasi penyebaran virus corona. Namun, diyakini bahwa hanya vaksin yang dapat mencegah dari paparan virus corona.

Sudah ada 35 perusahaan dan lembaga akademis yang bergegas membuat vaksin dan setidaknya empat di antaranya telah mengujinya kepada hewan.

Baca Juga: Pasien Sembuh dari Virus Corona di Indonesia Berbagi Cerita

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Fox news, perusahaan biotek, Moderna di Massachusetts telah mengirimkan vaksin antivirus corona batch pertamanya ke Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika Serikat.

Pejabat pemerintah mengatakan, sampel vaksin tersebut siap diujicobakan kepada manusia pada April 2020. Namun, pasien pertama akan menerima dosis percobaan pada Senin 16 Maret 2020.

Uji coba itu akan diadakan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle.

Baca Juga: TransJakarta Putuskan Tambah Rute dan Bus demi Social Distancing di Tengah Pandemi Virus Corona

National Institute of Health sebagai lembaga yang mendanai uji coba itu mengatakan, pengujian akan dilakukan dengan melibatkan 45 sukarelawan muda dan sehat. Mereka akan disuntikkan dosis vaksin antivirus corona yang berbeda.

"Tidak seperti vaksin normal, vaksin RNA bekerja dengan memperkenalkan urutan mRNA (molekul yang memberi tahu sel apa yang harus dibangun) yang dikodekan untuk antigen spesifik penyakit, setelah diproduksi di dalam tubuh, antigen tersebut dikenali oleh sistem kekebalan sehingga bisa melawan virus," ujar perwakilan Universitas Cambridge.

Tujuan percobaan itu adalah memastikan vaksin tidak menunjukkan efek samping yang mengkhawatirkan sebelum para peneliti memulai tes yang lebih besar. Peserta tidak dapat terinfeksi dari suntikan.

Baca Juga: Panic Buying Akibat Virus Corona, Seorang Ibu Timbun 18 Gulungan Tisu Toilet dan Hancur Usai Ditemukan Anak-anaknya

Proses itu dibantu ilmuwan di Tiongkok yang mampu mengungkap urutan genom virus yang disebut SARS-CoV-2 itu, yang mereka bagikan awal Januari 2020 lalu.

"Kecepatan yang kami miliki sangat bergantung pada investasi dalam memahami bagaimana mengembangkan vaksin untuk virus corona," kata Richard Hatchett, CEO perusahaan Norweigan yang memimpin upaya membiayai dan mengoordinasikan pengembangan vaksin antivirus corona.

Mengutip Associated Press, pejabat kesehatan Amerika Serikat mengatakan, butuh waktu sekira setahun hingga 18 bulan untuk memvalidasi potensi uji coba vaksin corona.

Sejauh ini, belum ada perawatan yang terbukti bisa menyembuhkan pasien virus corona.

Ilmuwan di Tiongkok sebelumnya sempat menguji kombinasi obat HIV serta remdesivir yang dikembangkan untuk infeksi ebola guna menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona.

Bukan hanya di Tiongkok, ilmuan di Korea Selatan hingga kini masih mengembangkan vaksin untuk menghentikan penyebaran infeksi virus corona.

Dinukil dari situs World Meters, sejauh ini secara global virus corona sudah menginfeksi 182. 400 orang. Sementara 78.342 orang yang dinyatakan sembuh, 7.144  orang dilaporkan meninggal dunia.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Fox News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah