Sekolah Masih Diliburkan, Siswa Kelas 12 SMA Khawatirkan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

- 16 April 2020, 11:59 WIB
GURU di Korea Selatan memberi materi dalam kegiatan pembelajaran online sejak minggu lalu kepada siswa tingkat akhir akibat pandemi virus corona.*
GURU di Korea Selatan memberi materi dalam kegiatan pembelajaran online sejak minggu lalu kepada siswa tingkat akhir akibat pandemi virus corona.* /Al Jazeera/

PIKIRAN RAKYAT – Metode pembelajaran online yang dilakukan di rumah masing-masing dirasa tidak maksimal oleh kebanyakan guru di Korea Selatan.

Mereka mengaku tidak cukup mahir menggunakan sejumlah platform digital. Selain itu, minimnya interaksi pribadi antara guru dan murid membuat mereka merasa tidak cukup dekat secara emosional.

Korea Selatan kini terus membaik meski beberapa waktu lalu pernah menjadi negara dengan kasus kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok saat awal wabah virus corona merebak.

Kini Korea Selatan mulai melangkah kembali ke kehidupan normalnya secara bertahap.

Baca Juga: Hotel di Lombok Tawarkan Paket Isolasi Mandiri dengan Diskon 50 Persen 

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Aljazeera, sejak minggu lalu sekolah-sekolah di Korea Selatan telah dibuka untuk menyambut tahun ajaran baru.

Namun pelaksanaan pembelajaran tetap dilakukan secara online sebagai bentuk antisipasi hingga pandemi dinyatakan berakhir di negeri ginseng tersebut.

Bukan hanya guru yang mengeluhkan metode tersebut, ternyata kebanyakan siswa juga merasakan hal yang sama. Mereka khawatir terhadap keberlangsungan pendidikan mereka.

Jang Eun Ki, seorang siswa kelas 12 yang bersekolah di SMA Wonjong di pinggiran Seoul mengaku metode pembelajaran online bukan pilihan yang mereka inginkan.

Baca Juga: Harga Emas PT Antam Turun, Tinggalkan Level Rp 950.000 per gram 

“Sejujurnya saya ingin pemerintah bisa memberikan solusi terbaik dari metode pembelajaran online ini, tapi saya juga mengerti dalam situasi pandemi seperti ini pembelajaran online memang menjadi alternatif terbaik.

"Memang bukan yang saya dan para siswa lain inginkan tapi di sisi lain kami juga tidak punya pilihan,” tutur Jang Eun Ki.

Bukan hanya itu Jang Eun Ki mengungkapkan kekhawatirannya terhadap nasib siswa yang hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Biasanya liburan musim panas menjadi waktu siswa mengerjakan berbagai proyek yang akan dituliskannya dalam esai dan portofolio untuk mengikuti selesai masuk perguruan tinggi dengan berkonsultasi kepada guru di sekolah.

Baca Juga: Jelang Liburan Musim Panas, Perusahaan Italia Luncurkan Beach Cubicles 

“Saya khawatir liburan musim panas yang hanya sebentar akan menjadi beban bagi siswa tingkat akhir di SMA. Liburan (musim) panas menjadi waktu kami untuk menulis esai dan portofolio untuk mendaftar ke perguruan tinggi,” tuturnya.

Di SMA negeri siswa yang berada di tahun terakhir sudah mulai pembelajaran online sejak 9 April lalu. Sedangkan siswa tingkat 1 dan 2 baru memulai proses pembelajaran hari ini.

Bukan hanya di Korea Selatan, metode pembelajaran online pun dirasa tidak efektif di sejumlah negara.
Sebagian bahkan mempertanyakan nasib para siswa yang lebih baik mengulang tahun depan atau memaksakan metode belajar online.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah